Hari ini tepatnya Kamis tanggal 30 November 2017 teman kami satu Sarwas dimutasi ke lain kecamatan dengan jarakyang sangat jauh kurang lebih 20 - 25 km darirumah tinggalnya. Sebenarnya mutasi itu hal yang biasa dalam sebuah pekerjaan. Karena dengan mutasi itu kita bisa lebih banyak menemukan saudara di lain daerah, merupakan penyegaran, merupakan prestasi, dan peringatan. Namun kalau kemudian mutasi itu dilakukan dari tempat yang sangat jauh dari tempat tinggalnya, apakah efektif?

Cobalah berpikir, jika seorang guru / Kepala Sekolah harus berangkat kerja dalam jarak yang sangat jauh. Belum lagi medannya sangat sulit. Kira - kira kalau dia mengajar efektif atau tidak? Secara logika jarak yang jauh memakan waktu yang lama mempengaruhi kinerja. Katakanlah jarak dari rumah 25 km dari tempat kerja. Terus betangkat kerja jam berapa? Kira - kira sampai ditempat kerja jam berapa? Andaikan jalannya baik dan lancar serta suasana memungkinkan, memiliki alat untuk mobilitas cukup, tidak masalah. Tapi jarak yang sangat jauh pasti memiliki resiko yang sangat tinggi. Mengapa dalam memutasi pegawai tidak memikirkan resiko atau akibat dari mutasi serta dampak dari mutasi tersebut?

Kita dapat mengatakan begini karena di daerah kami dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan ada 5 guru yang dimutasi dengan jarak dan medan yang sangat sulit dan sangat jauh dari tempat tinggalnya. Bukankah yang kita hadapi adalah generasi penerus bangsa? Terus berapa jam kira - kira anak mendapat pembelajaran dari guru tersebut? Banyak faktor yang mestinya kalau mau memutasi guru ke daerah lain. Faktor kesehatan, faktor ekonomi, sarana dan prasarana, dampak negatif dan positif jika memutasi guru tersebut dan lain -lain. Mestinya dalam memutasi guru jangan disamakan dengan kalau mau memutasi TNI / Polisi.

Yang diihadapi guru adalah mahluk hidup yang merupakan penerus bangsa ini. Mutasi yang sangat jauh sangat berpengaruh terhadap fisik dan psikis guru tersebut. Dan yang menjadi korbannya adalah anak didiknya. Sementara sekarang ini politik angat berpengaruh dalam sebuah jabatan. Kalau dalam hal memutasi guru dipengaruhi oleh faktor dislike and dislike atau faktor politik, maka hancurlah dunia pendidikan kita ini. Sebab masing - masing mengutamakan egonya sendiri - sendiri. Apalagi apa pendukung apa dan siapa pendukung siapa diterapkan dalam dunia kerja utamanya dunia pendidikan, maka jangan harap pendidikan kita akan dapat berkembang dengan baik.