64. GPS Oh...GPS

Semalam, gawai pak Budi berdering. Ia terbangun. Ia lihat di gawainya. Telpon dari kakak. Dari seberang sana, seorang putrinya yang bernama Chece menginformasikan bahwa ibunya tak sadarkan diri. Ia menangis dan bingung harus berbuat apa. Oleh pihak puskesmas, sang ibu dinyatakan serangan jantung. Pak Budi menenangkan Chece dan ia segera meluncur ke TKP.

Berangkatlah pak Budi dan istrinya, bu Marni. Jalan sepi sunyi. Satu dua kendaran melintas. Waktu di gawai menunjukkan pukul tiga pagi. Tak lama kemudian, Chece menelepon lagi. Ia memberitahukan bahwa ibunya sudah dibawa ke rumah sakit swasta. Ia tak puas dengan pelayanan di puskesmas apalagi sang ibu meronta-ronta ketika akan dilakukan tindakan medis. Pak Budi pun meminta Chece agar serlok RS.

Pak Budi mengubah haluan mobilnya. Ia membuka GPS dan mengikuti laju mobilnya sesuai arahan GPS. Pak Budi sempat bertanya pada seseorang yang kebetulan berdiri di jalan. Namun, petunjuk dari orang tersebut tidak memuaskan pak Budi. Ia kembali mengikuti arahan GPS. Oleh GPS, mobil diarahkan ke sebuah perkampungan. Mungkin RS dekat dengan kampung, pikirnya. Hingga titik akhir GPS, pak Budi hanya menemukan rumah kos dekat masjid. "Oalah...GPS...oh GPS".

Sidoarjo, 5 Februari 2022