Dipaksa
Jika diingat, orang lain tidak akan percaya betapa saya sangat membenci sekolah. Sejak masuk SD sampai tamat kuliah, sekolah adalah sebuah paksaan yang harus saya lakukan sebagai anak yang patuh pada bapak dan ibu. Bahkan jurusan saat kuliah juga hasil paksaan dari bapak. Dan menyelesaikannya juga hasil bujukan dari ibu.
Siapa yang sangka, paksaan bapak dan ibu jugalah yang akhirnya membawa saya untuk mengikuti ujian seleksi penerimaan CPNS. Sekarang, saat ini, saya adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Kutabuluh.
Orang lain pastilah bahagia sekali jika diangkat menjadi PNS, cita-cita kebanyakan orang di Indonesia, tapi tidak dengan saya. Seakan, saya harus mengulang rutinitas yang sangat saya benci. Ditambah lagi, guru harus lebih baik dari muridnya tentunya. Mampukah saya???
Sebenarnya, yang paling saya takuti adalah murid-murid saya nantinya. Seberapa nakalkah mereka? Seberapa sulitkah mereka diajak kerjasama? Seberapa keras kepalakah mereka? Saya jadi teringat pada walikelas saat SMA dulu, Pak Harahap. Beliau adalah guru yang paling tegas yang pernah mengajar saya. Banyak murid yang tidak suka, bahkan membenci beliau. Tapi saya? Saya suka. Cara keras beliau mengajar kami, membuat saya tertantang. Pelajaran yang beliau ajarkan masih teringat dikepala. Bisakah saya seperti pak Harahap? Hmm...sulit sepertinya.
Setelah menjadi guru dan bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain membuatsaya semakin ciut. Mereka terlihat seperti guru dan saya hanya seperti berchasingkan guru. Duh, malunya.
Setelah mengikuti pelatihan dan bertemu orang-orang hebat, akhirnya saya sadar bahwa saya banyak ketinggalan. Banyak yang harus dikejar. Harus memaksakan diri seperti halnya bapak dan ibu memaksa saya dulu.
Yang terjadi sekarang adalah penyesalan. Ingin menjadi guru yang hebat harus diawali dengan menghebatkan diri, karena menjadi guru itu sama sekali tidak mudah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Guru panggilan jiwa. Selamat..bun
Semangat Bu! Banyak orang hebat yang awalnya biasa saja. Semoga bisa jadi guru hebat!
Aamiin..
Mudah2an pak