#tantanganmenulis#

#harike33#

Saat itu, aku baru ditugaskan mengajar kelas 7 SMPLB. Dimana siswa yang aku ajar adalah anak-anak special yang memiliki hambatan pendengaran, mulai dari yang memiliki hambatan pendengaran ringan sampai yang berat, bahkan ada salah seorang dari mereka yang memiliki hambatan ganda, yaitu selain memiliki hambatan pendengaran, ia juga memiliki keterbatasan intelektual, atau dengan kata lain IQ nya dibawah rata-rata teman sekelasnya.

Sikap dan perilakunya pun sedikit berbeda dengan teman-teman sekelasnya.

Ia lebih emosional dan cenderung sering mencari perhatian dengan caranya. Dalam belajar akademik sudah pasti ia lebih lambat dibandingkan temannya yang lain.

Suatu hari saat aku sedang menjelaskan materi, ia meminta ijin keluar untuk minum, Karena aku sedang berbicara, aku bilang sebentar ya, setelah ibu menjelaskan selesai, belum selesai aku menjelaskan, tiba-tiba ia menjatuhkan diri, dan berpura-pura pingsan. Tentu saja aku kaget, dan ada rasa khawatir dalam hati.

Namun aku teringat pesan teman seniorku, jika anak ini sering cari perhatian dengan berpura-pura pingsan.

Dan aku juga ingat bahwa anak ini paling takut jika ia meninggal, dan ia paham, bahwa saat sudah meninggal makamnya ditaburi bunga.

Nah saat itu juga aku menyuruh salah seorang temannya untuk memetik beberapa bunga dihalaman, kemudian aku suruh menaburkannya pada anak itu, Alhamdulillah seketika itu juga sianak langsung bangun, dan sejak saat itu tidak lagi selalu berpura-pura pingsan saat jam pelajaran.😊

Intinya disini menjadikan sesuatu yang anak takuti sebagai funishmen dan jika seorang anak melakukan hal yang baik jangan lupa untuk memberikan sesuatu yang anak sukai sebagai reward.

Sejatinya setiap anak pasti membutuhkan perhatian dan arahan yang membuat anak lebih memahami hal yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.