Dear Mas Menteri
#tantanganmenulis#
#harike39#
Sebelumnya ijinkan saya memperkenalkan diri, saya seorang guru SLB negeri yang ada disebuah kota besar di pinggiran Jakarta, tepatnya di kota Bekasi.
SLB adalah sebuah sekolah yang mendidik dan mengajar anak-anak berkebutuhan khusus ( ABK ).
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh ).
Pendidikan sejatinya merupakan kebutuhan dasar, dan setiap warga negara berhak mendapatkannya termasuk anak berkebutuhan khusus ( ABK ). Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar ( UUD ) 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi " setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan ".
Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus yang masyarakat tahu selama ini adalah Sekolah Luar Biasa ( SLB ). Keberadaan SLB pun hanya sebagian kecil masyarakat saja yang tahu, selain itu jumlah sekolah luar biasa negeri ( SLBN ) yang ada disetiap kabupaten kota sedikit sekali jumlahnya. Dikota Bekasi saja hanya terdapat satu sekolah luar biasa negeri. Tentu saja hal ini tidak dapat menampung siswa yang dari tahun ke tahun jumlah ABK selalu meningkat. Sementara untuk bersekolah di SLB swasta bagi masyarakat yang kehidupan ekonominya menengah ke bawah sangat memberatkan.
Untuk itu melalui tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan bahwa disamping banyak anak-anak bangsa yang memiliki kemampuan dan kondisi pada umumnya ada juga anak-anak berkebutuhan khusus yang juga anak bangsa yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Semoga pendidikan for All yang selalu di gaungkan benar-benar terwujud di era kepemimpinan bapa di kementerian pendidikan, semoga kami baik siswa maupun guru anak berkebutuhan khusus tidak selalu menjadi kaum minoritas yang selalu terlupakan dan dipandang sebelah mata.
Saya berharap di era kepemimpinan bapa sekolah-sekolah untuk ABK semakin berkembang baik SLB maupun sekolah-sekolah inklusi. Sekolah inklusi yaitu sekolah umum yang menerima dan melayani anak berkebutuhan khusus untuk belajar, bermain dan berkembang dengan anak di sekolah reguler. Namun selama ini masih banyak ABK yang tidak diterima disekolah umum dengan berbagai alasan, diantaranya:
1. Tidak tersedianya guru pendamping Khusus bagi ABK
2. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran bagi ABK
3. Kurang perhatian pemerintah daerah terhadap pendidikan untuk ABK
4. Terkadang sekolah juga merasa takut anak-anak umum akan membully ABK jika disekolahnya terdapat anak berkebutuhan khusus.
Selain dari itu jumlah sekolah luar biasa yang merupakan milik pemerintah ( SLB Negeri ) sangat sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan pertumbuhan anak berkebutuhan khusus. Begitu juga dengan ketersediaan tenaga pengajar yang benar-benar memahami tentang anak berkebutuhan khusus masih sangat kurang disetiap sekolah luar biasa negeri.
Jika disekolah umum ada SD negeri, SMP negeri dan SMA negeri, mengapa di SLB tidak ada? Seandainya saja untuk anak berkebutuhan khusus juga ada sekolah-sekolah seperti pada sekolah umum, tentu semakin berkurang anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak bersekolah.
Dan masih banyak lagi permasalahan terkait dengan pendidikan bagi anak-anak special ini.
Untuk itu saya berharap, semoga di era kepemimpinan Mas Nadiem, kami bisa lebih mendapat perhatian.
Demikian surat terbuka saya untuk Bapa Menteri yang saya hormati, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan dalam tulisan saya.
Saya hanya berharap semoga pendidikan kita semakin maju, maju untuk semua tanpa ada diskriminasi bagi siswa-siswi kami para disabilitas. Karena dimata Tuhan kita adalah sama, tidak dibedakan dari bentuk fisik atau yang lainnya.
Bekasi, 250220
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar