TIPS MEMBUAT PANTUN (Tantangan 88)
PANTUN
By : KARTINA, S.Pd
#TantanganGurusiana
#Tantanganharike 88
Dengan makin maraknya penulisan dan penciptaan pantun oleh teman – teman di MGI, akhirnya muncul dalam pikiran saya untuk menulis dan menciptakan pantun itu dalam tulisan saya. Tapi saya sendiri belum pernah menulis pantun, saya tidak tau bagaimana pantun yang baik itu. Meskipun saya sudah membaca dan malah memberi komentar tentang pantun itu dengan berpantun pula. Saya juga tidak tau kaedah pantun yang benar. Dalam memberikan komentar berpantun, itu hanya saya berpantun secara otodidak, saya tidak pernah belajar, untuk itu saya ingin memahami sedikit termasuk dari arti dari pantun itu sendiri.
Pagi ini saya langsung berselancar di mbah google, di Infoku, di sana saya menemukan arti dari pantun serta syarat dari sebuah pantun yang baik itu. Apa arti dan definisi dari pantun itu?
Menurut infoku pantun adalah : salah satu jenis karya sastra puisi lama, pantun terdiri dari empat baris yang di dalamnya berisikan sampiran dan isi dengan sajak a-b-a-b.
Apa itu sampiran ? lebih lanjut infoku : sampiran adalah kalimat tanpa makna yang digunakan untuk pancingan, dimana sampiran ini akan memancing pendengar atau pembaca untuk mengetahui makna sebenarnya yang akan disampaikan pada dua kalimat selanjutnya. Dua kalimat yang berisi makna sebenarnya inilah yang disebut isi.
Dengan demikian, untuk menuliskan dan melahirkan serta menciptakan pantun yang baik menurut kaedah yang ada, maka sebuah pantun harus memenuhi standar yang sudah ditentukan. Standarnya adalah syarat mutlak yang harus ada dalam sebuah pantun. Kalau syarat atau standar sudah dipenuhi, maka pantun dapat dikategorikan pada pantun yang sudah baik. Saya ingin pantun yang saya tulis berikut ini sesuai dengan kaedah dan standarisasi pantun yang ada.
Namun sebelum saya menulis saya akan mencoba cari tahu dulu apa syarat pantun menurut kaedahnya.
Dalam infoku tersebut, setidaknya ada 5 ( lima ) syarat yang harus dipenuhi agar sebuah pantun menjadi baik, menurut kaedah yang ada, :
1. Dalam satu bait pantun, terdiri dari empat baris kalimat
2. Dua baris pertama harus berupa sampiran.
3. Dua baris selanjutnya, dua baris terakhir, berupa isi atau pesan yang ingin disampaikan.
4. Jumlah suku kata baiknya 8 – 12 suku kata dalam tiap barisnya.
5. Pantun harus bersajak / berirama a-b-a-b
Setelah mengetahui arti dan syarat dari sebuah pantun saya akan menuliskannya dalam tulisan saya berikut ini. Namun dalam pantun, sama halnya seperti dalam sebuah puisi, atau karya sastra lainnya, sebuah pantun tentunya harus memiliki tema. Dengan harapan pantun yang dibuat jelas tujuannya untuk apa dan buat siapa.
Dalam infoku, selanjutnya dijelaskan bahwa ada beberapa tema pantun yang bisa dijadikan referensi atau acuan:
1. Pantun jenaka, yang berisi lawakan atau hiburan.
2. Pantun nasehat, berisi nasehat – nasehat yang baik dikemas dalam bentuk pantun agar menjadi menarik.
3. Pantun cinta, pantun dengan tema ini berisikan percintaan atau ungkapan cinta.
4. Dan lain – lain nya.
Dalam pantun yang yang saya tulis berikut mungkin akan mencakup ke empat – empat tema tersebut, hanya saja tidak runut alias acak. Dan pantun ini saya ambil dari postingan saya di MGI, artinya ada karya man teman MGI sebagai balasan terhadap pantun di postingan saya itu.
Dengan tidak memperpanjang kata dan kalimat saya, marilah penulis mulai dengan membaca bismillah, besar harapan penulis, para pembaca dapat meninggalkan sanjungan sebagai penyemangat hati, dan hinaan sebagai penyempurna tulisan, di kolom komentar.
Enak durian pakai atun
Dimakan sampai perut kenyng
Sejak kemaren sudah berpantun
Masih berlanjut sampai sekarang
Itu adalah pantun yang saya kirim di MGI pagi ini. Dalam pantun ada kata “atun”. Mungkin ada yang bertanya arti atun ( sejenis makanan terbuat dari beras ketan dimasak dengan santan, dibungkus dalam daun pisang, disajikan dengan durian). Saya lanjutkan dengan balasan teman – teman MGI yang rata – rata komentar dalam bentuk pantun juga:
#######
Buah mentimun banyak mamfaat
Umbi talas buat keripik
Berpantun seperti kirim surat
Tidak berbalas tidak menarik
==========
Umbi talas buat keripik
Sembari dimakan di hari pagi
Tidak berbalas tidak menarik
Mari lanjutkan jangan pilir lagi
===========
Sembari dimakan di hari pagi
Getuk berisi buah kuini
Mari lanjutkan jangan pikir lagi
Untuk mengisi masa libur ini
============
Itu pantun saya ambil dari komentar yang ada di postingan itu. Sebetulnya masih banyak pantun jawaban, akan saya tulis nanti di Gurusiana..
Semoga bermanfaat
Ampang Kuranji, 11 April 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hahahaha.. Kalau tampek neli lamang puluik namonyo nah ni... Kalau di rao atun ko panggilan untuak mariatun.. Masih ingek uni kan??? Hehehehe
Lamang puluik pakai buluah, cara masak nyo dipanggang dak nel???Kalo Atun dibungkus dg daun pisang dlm kemasan kecil2, cara masaknya dikukus...
Trims infonya buk komandan....Mari kita berpantun.
Yup...sama2 suhu...Pantun lagi naiak daun..Hahaha
Saya perlu waktu untuk membuat pantun. Hehehe. Karena belum terlatih. Terimakasih share ilmunya bu. Barokallah
Hehe ....saya juga....Sama2 bun...
Sedap malam harum sekaliHarumnya sampai ke sore hariSelamat malam teman mgiSaya pamit undur diri
Ok Ibu ..Terimkasih atas kunjungannya....
Ok Ibu ..Terimkasih atas kunjungannya....
Siiip Bu sdh pandai berpantun. Lanjut.
Haha ...otodidak aja bu Nora...Terimkasih...
Waduh mantap sekali tulisan ibu Kartina...saya juga sedang belajar menulis pantun secara otodidak. Ada satu yang saya ingat tentang sampiran. Saya lupa dimana saya membacanya atau mendengarnya. Kalau tidak salah...saya dengar dari guru Bahasa Indonesia waktu SMP. Sekedar tambahan...Sampiran adalah baris pelekatkan bunyi penanti isi.