Romantika di Kota Tepian Air (10)
#TantanganGurusiana
#H374
Adi keluar dari ruangan dengan perasaan galau. Pikirannya terbawa pada apa yang dia lihat beberapa saat yang lalu. Seandainya ia tidak perlu dengan Pak Mujahid, tentu sudah ditinggalkannya. Ingin ia memastikan siapa yang dilihatnya, tetapi perempuan itu sudah menghilang.
Siang itu hari begitu panas. Matahari bersinar terasa menyengat. Tubuhnya begitu gerah. Makin panas dirasakannya, jika memikirkan hilang kesempatan berkonsultasi dengan Pak Mujahid. Hanya karena menuruti keinginan Lina, pacarnya. Sementara hari ini Lina mengkhianatinya.
Di bangku panjang depan kantin itu beberapa mahasiswa masih asyik mengobrol. Adi menduduki salah satu bangku tanpa memerhatikan mereka. Pikirannya melayang, iapun terduduk lesu.
Beberapa mahasiswa yang sejak tadi asyik mengobrol, tiba-tiba menghentikan pembicaraan. Sekarang beralih memperhatikannya. Semua dengan tatapan penuh tanya, ada apa dengan Adi yang dulu ceria dan playboy? Kenapa jadi murung begini?
"Oh, ada yang lagi patah hati rupanya," celetuk salah satunya dengan mencibir.
"Ah, masa ada playboy patah hati?" timpal yang lainnya.
Apapun ocehan dan cibiran mahasiswa itu tidak ia perhatikan. Tak satupun yang nyangkut di kepalanya. Masuk di telinga kanan lalu keluar di telinga kirinya.
Sudah empat jam Adi menunggu. Rasa bosan mulai menghantui. Ingin ditinggalkan tempat itu tetapi ingat janjinya dengan Pak Mukahid. Jangan-jangan setelah ini tiba-tiba Pak Mujahid datang, habislah ia dimarahi.
****
Bima, 25 Januari 2021
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Makasih, Pak.