Rawa Mbojo
#TantanganGurusiana365
#HariKe290
Rawa atau lagu daerah Bima ialah lagu atau nyanyian berbahasa Bima. Biasanya diiringi alat musik biola atau gambus, atau keduanya. Rawa Mbojo biasanya ditampilkan sebagai hiburan rakyat pada pernikahan, masa tanam dan panen padi di sawah atau ladang.
Kesenian tradisional ini berisi pantun yang mengandung nasehat dan puji-pujian. Juga berisi pantun muda-mudi. Pantun atau isi nyanyian dari Rawa Mbojo bisa dilihat dari kemiripan bunyi kata-kata tertentu pada tiap-tiap baris.
Contohnya syair (pantun nasehat):
Aina ipi mbou bara cahamu sambea
Aina ipi hodi bara loamu sahada
Niki padasa ndi weha kaimu dosa
Artinya:
Jangan bangga karena rajin shalat
Jangan girang karena tahu syahadat
Tiap padasan tempatmu mengumpul dosa
Dulu, kesenian rakyat ini sangat digemari oleh semua kalangan. Seiring perkembangan zaman, musik dan lagu Bima mengalami pasang surut. Terdesak oleh alat musik dan lagu modern.
Dikutip dari laman https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbali/klasifikasi-rawa-mbojo-berdasarkan-ntoko-dan-isi-patu-rawa/, terbitan 19 Juli 2019, Rawa Mbojo bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis ntoko (irama):
1. Ntoko Sera
Irama ini mirip seriosa, merupakan ungkapan luapan rasa rindu terhadap kekasih atau rasa kagum terhadap alam. Disebut ntoko sera kera biasa dinyanyikan pada saat orang berkelana di padang (sera) nan luas.
2. Ntoko Tambora
Ntoko ini mirip irama keroncong. Biasanya dinyanyikan oleh para pelaut yang tengah menghadapi gelombang besar. Disebut ntoko tambora karena gelombang diibaratkan gunung tambora yang tinggi menjulang.
3. Ntoko Lopi Penge
Ntoko lopi penge biasanya dinyanyikan oleh para nelayan yang sedang mengarungi laut yang tenang. Keadaan laut yang tenang membuat perahu melaju tanpa henti. Oleh sebab itu perahu yang melaju itu disebut lopi penge.
4. Ntoko Dali
Irama ini biasanya berisi petuah dan nasehat. Disebut ntoko dali karena berisi intisari dalil-dalil yang bersumber dari agama Islam.
5. Ntoko Haju Jati
Ntoko haju jati biasanya dinyanyikan sebagai pelepas lelah para pekerja yang menebang kayu jati. Para tukang kayu melantunkan pujian terhadap kekuatan kayu jati.
6. Ntoko Kanco Wanco
Ntoko kanco wanco merupakan pantun yang melukiskan kehidupan yang penuh ujian dan tantangan. Ibarat perahu yang sedang menghadapi gelombang.
7. Ntoko Salondo Reo dan Rindo
Irama Salondo Reo dan Rindo berupa syair dan pantun ratapan masyarakat Reo di Manggarai. Ratapan ini berupa kritikan atas kebijakan Sultan Bima pada masa itu.
Dalam perkembangan berikutnya, lagu daerah Bima banyak yang tidak suka. Label kuno dan tidak islami yang sering dilekatkan oleh segelintir orang. Hal ini akibat syair-syairnya yang (kadang) kedengaran vulgar.
****
Bima, 1 November 2020
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar