Karmini

Karmini, Guru SD 016550 Sei Kamah II, Asahan Sumut. "SERIBU KATA TIDAK AKAN MENGENYANGKAN. MAKA MENULISLAH KARENA KITA TERUS MERASA LAPAR"...

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Hitam dan Si Putih

Si Hitam dan Si Putih

T#11

Si Hitam dan Si Putih adalah dua ekor kucing kampung. Si Hitam biasa dipanggil Tam karena bulunya berwarna hitam mulus. Sedang si Putih biasa dipanggil Tih karena bulunya juga berwarna putih mulus. Kedua kucing itu berjenis kelamin perempuan. Saat jni juga sudah menjadi emak kucing. Keduanya hidup dalam satu rumah.

Tapi, walau satu rumah, keduanya tak pernah akur,. Setiap hari bila mereka bertemu pastilah berkelahi. Perseteruan mereka seperti tak berujung dan tak kenal kata damai. Bahkan perseteruan itu ditanamkan mereka pada anak dan cucunya. Sikap mereka ini membuat tuan mereka pusing tujuh keliling.

Sebenarnya dulu, keduanya sama sama di adopsi. Si Hitam di adopsi dari jalanan. Waktu itu usianya kurang lebih seminggu. Tali pusatnnya saja belum sempurna lepas. Dia menggigil di tepi jalan raya. Tuannya yang lama membuangnya tanpa belas kasihan. Memisahkannya dari induknya. Malang sekali nasibnya saat itu. Dia meraung menangis karena, dingin, haus, lapar dan sakit dikeroyok semut. Tuan yang saat ini mengasuhnya sangat iba. Segera dia di adopsi dari pinggir jalan itu.

Sementara si Putih di adopsi dari rumah tuannya langsung. Tuan sebelumnya sangat menyayanginya. Ketika di adopsi usianya kira kira satu bulan. Si Putih tak pernah jekurangan kasih sayang. Si Putih lebih dulu sebulan di adopsi dari si Hitam.

Mungkin karena si Putih lebih dulu di adopsi. Terus usianya lebih tua. Dia merasa dirinya yang paling berhak dan berkuasa. Dia merasa iri pada si Hitam . Dia tak ingin berbagi kasih. Apa dan siapa yang ada di rumah tuannya itu miliknya. Wilayah rumah adalah daerah kekuasaannya . Sikapnya ini, memicu permusuhan yang tak berujung. Setiap kali bertengkar, si Hitam pasti babak belur dihajar si Putih.

Tak tahan dengan perbuatan si Putih akhirnya si Hitam mengalah. Dia memilih tinggal di gudang belakang. Bila ingin ke rumah, dia mengendap endap dan memindai dulu keberadaan si Putih. Walau kadang sering ke pergok si Putih dan akhirnya bertengkar .

Perseteruan itu hingga kini telah berurat berakar. Bahkan meluas ke anak cucu mereka . Dimanapun mereka bertemu, dalam situasi apapun keduanya beserta anak cucu tetap bertengkar, berkelahi dan saling cakar. Anehnya mereka saling keroyok. Pernah sekali cucu si Putih di tampar si Hitam. Si cucu meraung. Spontan si Putih berlari keluar dan langsung menyerang si Hitam. Dalam detik berikutnya anak anak si Putih datang, ikut menyerang. Anak si Hitampun tak tinggal diam. Akhirnya terjadi perkelahian massal. Ternyata di dunia perkucingan juga ada dendam, perkelahian massal dan menjaga kehormatan keluarga.

Asahan, 14052022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih admin

14 May
Balas



search

New Post