BERMAIN-MAIN DENGAN CERPEN-CERPEN GURUSIANA
BERMAIN-MAIN DENGAN CERPEN-CERPEN GURUSIANA
Oleh: Yusuf Nugraha
Bagian 2
Tidak sedikit yang memandang karya sastra hanya sebagai hiburan semata. Pandangan seperti itu kadang dilandasi dengan pendapat bahwa karya sastra hanyalah rekaan semata yang bersifat imajinatif.
Benarkan karya sastra (cerpen) hanya hasil imajinasi (rekaan) pengarang semata? Menjawab pertanyaan itu ternyata tidak hanya sekedar menjawab ‘ya’ atau ‘tidak” tanpa sebuah penjelasan. Bisa saja dijawab ‘ya’ jika memang kita memiliki fakta-fakta pada karya yang menunjukan hal itu. Bisa juga kita jawab ‘tidak’ jika ternyata fakta pada karya itu menunjukan unsur lain selain imajinasi. Artinya, ‘ya’ dan ‘tidak’ suatu cerpen merupakan hasil imajinasi semata, kita harus memiliki data fakta pendukung dan referensi untuk menjawab itu.
Karya sastra merupakan salah satu jenis karya seni. Yang menjadi pembeda antara seni yang satu dengan yang lain adalah medianya. Semua karya seni berbahan dasar fakta yaitu dari kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan dunia ini. Jika fakta itu diungkapkan dalam bentuk gambar, ia akan menjadi sebuah lukisan. Jika fakta itu dituangkan dalam nada-nada atau suara, ia akan menjadi seni musik dan seni suara. Jika fakta itu diuangkapkan melalui gerak, ia akan menjadi seni tari. Yang membedakan karya sastra dengan seni lainnya adalah karya sastra menggunakan bahasa sebagai medianya2.
Tidak ada sesuatu yang baru yang lahir dari kekosongan. Demikian pula pada karya sastra (cerpen). Para penulis itu pastinya berpatokan pada fakta dalam keyataan hidup dalam membuat tulisannya.Yang mesti dipahami bersama bahwa fakta yang menjadi bahan dasar dalam membuat sebuah karya, bukan selalu pengalaman yang pernah kita alami saja, tetapi bisa saja pengalaman orang lain yang pernah didengar, dilihat, mauapun dibaca.
Mari kita buka kembali cerpen-cerpen yang kita publis di web.gurusiana.com. Apakah cerpen-cerpen itu lahir begitu saja tanpa bersumber dari kenyataan hidup para penulisnya? Jika kita cermati, hampir semua tulisan mereka bersumber dari pengalaman hidupnya, bahkan tidak sedikit yang tulisannya begitu sempurna sampai serupa dengan kejadian yang pernah dialaminya. Ada pula yang cerpennya penuh dengan ‘bumbu’ sehingga menjadi cerita yang ‘aneh bin ajaib’ sampai bertentangan dengan nalar. Lantas, apakah keanehajaiban itu hanya fantasi belaka tanpa didasari fakta?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar