Sebuah kegiatan rutin yang biasa dilakukan para penduduk dataran tinggi Gayo. Muniru adalah aktivitas menghangatkan diri didekat api unggun ada istilah lain yang juga dipakai untuk kegiatan mengahangatkan tubuh dengan api unggun ini di daerah kami yiatu Munité. Dikarenakan daerah Gayo dikenal dengan daerah yang berhawa dingin dengan julukan negeri diatas awan oleh para pelancong, berada di ketinggian 1000 m dari atas permukaan laut menjadikan wilayah gayo menjadi sangat dingin jika pada malam hari atau paginya bisa mencapai 11°C. Muniru dilakukan secara bersama-sama atau sendirian biasanya selalu ditemani dengan seduhan kopi ditambah Bedē (pisang goreng) atau sambil membakar ubi (Gadong tunu dalam bahasa Gayo) membuat aktivitas ini semakin romantis untuk menikmati sejuknya alam Gayo.

Biasanya kegiatan muniru dilakukan pada waktu menjelang tidur di teras rumah (Lepo dalam bahasa Gayo) atau dipagi hari saat matahari belum muncul karena tertutup kabut awan, sehingga mengharuskan penduduk gayo menghangatkan diri dengan cara muniru sebelum melakukan aktivitas mereka.

Walaupun kegiatan muniru mulai ditinggalkan bersamaan dengan mulai modrennya gaya hidup sebagian masyarakat Gayo. Kini muncul kegiatan muniru dengan aktivitas yang berbeda. Kalau dulu muniru selalu identik dengan api unggun saat ini muniru juga dipakai dalam istilah begadang di warung kopi modern sambil menikmati sajian berbagai varian kopi Gayo seperti sanger, espresso dan yang lainnya.

Namun didaerah yang masih tradisional dan jauh dari pusat kota kegiatan muniru masih bisa kita temukan walaupaun sudah dengan peralatan yang sedikit maju. Dengan menggunakan dapur yang dicetak dari tanah liat.

#gayo belangi

Jangan lupa berkunjung ke Gayo