MENCINTAI AL-QURAN SECARA TEPAT DAN BENAR
Di malam yang keenam belas Ramadhan, pelaksanaan ibadah tarawih dan tausiyah masih tetap semangat. Tema kajian pada malam ini adalah mencintai al-Qur’an secara tepat dan benar. Untuk menyemangati si kecil (anak saya yang paling kecil) dia disuruh mencatat isi ceramah seperti Ramadhan tahun sebelumnya.
Menurut Raghib al-Ashfahaniy dalam bukunya Mu’jam Mufradat Alfadz al-Qur’an, cinta adalah keinginan kepada sesuatu yang dipandang baik atau dikira baik. Bisa jadi karena lezat dan enak seperti makanan, karena indah seperti kesukaan laki-laki kepada pereempuan, karena manfaat seperti motor/mobil atau karena keutamaan seperti ilmu dan akhlak. Oleh karena itu, sesuatu yang kita sukai belum tentu disukai oleh teman kita. Seperti makanan, kesukaan dan selera masing-masing orang berbeda. Akan halnya al-Qur’an, ada yang mencintainya tapi juga ada yang tidak menyukainya.
Sebagai umat Islam, kita sudah seharusnya mencintai al-Qur’an. Mencintainya secara tepat dan benar. Mencintainya sesuai ketentuan syariat. Ada banyak argumen mengapa kita harus mencinta al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kumpulan firman Allah yang berfungsi menjadi pedoman manusia dalam kehidupan kita agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk dan pembimbing (Qs.al-Isra’:9), al-Qur’an juga sebagai obat (Qs. Al-Isra’:82) al-Qur’an berfungsi sebagai al-furqan (pemisah antar yang hak dan batil Qs.al-Baqarah:185). Al-Qur’an berisi banyak sekali pelajaran dan Al-Qur’an juga menjadi media komunikasi kita dengan Allah.
Karena demikian banyak fungsi dan peranan al-Qur’an bagi kehidupan kita maka adalah wajar dan bahkan harusnya kita mencinta al-Qur’an. Sesuatu yang dicintai pasti akan disebut-sebut, diingat, diikuti keinginannya dan diberlakukan dengan sebaik-baiknya. Sesuatu yang dicintai pasti sangat didambakan dan diharapkan. Apa yang menjadi keinginannya akan dituruti.
Oleh karena itu, jika kita mencintai al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Swt, tentu kita harus tahu pula bagaimana cara memberlakukannya dengan sebaik-sebaiknya. Ada beberapa langkah yang harus kita ikuti dengan sebaik-baiknya, kalau memang kita mencintai al-Qur’an. Pertama, membacanya. Membaca al-Qur’an haruslah menjadi kebiasaan kita setiap hari. Minimal kita membaca al-qur’an dua kali setiap hari, yaitu sesudah shalat subuh dansesudah shalat maghrib/isya. Rumah yang tidak pernah dibaca al-Qur’an di dalamnya sama dengan kuburan.
Membaca al-Qur’an adalah ibadah dan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda. Banyak sekali keuntungan bagi orang yang membaca al-Qur’an. Setiap hurufnya diberi balasan 10 kebaikan. Membaca al-Qur’an akan mendatangkan ketenangan jiwa. Bahkan dalam keadaan bagaimanapun membaca al-Qur’an tetap akan ada nilainya.
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ.
“Bacalah al-Qur’an karena ia akan memberikan syafaat kepada para “sahabatnya” (HR. Muslim)
Di saat pandemi covid-19 ini kita lebih banyak di rumah. Kalau tidak ada hajat yang sangat penting kita tidak akan keluar. Ini kesempatan baik untuk membaca al-Qur’an dengan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya. Alhamdulullah kalian sudah ada yang khatam 2 kali, ada khatam 1 kali dan ada yang hampir khatam. Tradisi ii harus kita pertahankan sampai Ramadhan berakhir sehingga bisa khatam beberapa kali selama bulan Ramadhan.
Adapun cara mencintai al-Qur’an yang kedua adalah menghafalnya. Orang yang menghafal al-Qur’an pahalanya lebih tinggi lagi daripada orang yang hanya sekedar membacanya saja. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalnya, dan menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat bagi sepuluh orang keluarganya yang wajib masuk neraka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ini balasan yang luar biasa besarnya bagi para penghafal al-Qur’an. Pernah seorang kakak bertanya kepad anak saya sedang menghafal al-Qur’an. Nanti kalau kamu dapat pahala menghafal al-Qur’an dan masuk surga, tolong bawa juga mama nanti ke surga. Demikian harapannya terhadap orang yang menghafal al-Qur’an, karena dia bisa membawa 10 anggota keluarganya masuk surga. Jika kita sudah tidak sanggup lagi menghafal al-Qur’an yang 30 juz, kita bisa mendorong dan mensupport anak dan cucu kita untuk menghafalnya sehingga nanti kita bisa juga mendapatkan syafaatnya. Bagi suami, di tengah bencana covid-19 ini, kita dituntut untuk jadi imam maka kesempatan pula untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an dengan sebanyak-banyaknya.
Cara ketiga untuk mencintai al-Qur’an adalah dengan mentadaburinya (mempelajarinya). al-Qur’an bukan hanya dibaca dan dihafal, tapi lebih lanjut dipelajari dan dipahami isinya. Sebagai kitab yang berisi petunjuk, mana mungkin kita akan dapat petunjuk kalau kita tidak mengerti isinya. Allah berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) al-Qur’an? Sekiranya (al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya” (Qs.al-Nisa’:82)
Nabi Saw., bersabda, “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya,” (HR. Abu Dawud).
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Apabila kami belajar al-Qur’an kepada Rasulullah 10 ayat, kami tidaka akan pelajari 10 ayat berikutnya sampai memahami apa isinya. Mempelajari isi al-Qur’an untuk situasi sekarang sebetulnya tidaklah sulit karena media sudah sangat banyak. Kita bisa membaca dan memahami isi al-Qur’an melalui internet dan media yang tersedia. Buku-buku tafsir, fiqih dan hadis sudah banyak tersedia dalam bentuk PDF dan e-book. Kita bisa mengakses dan membukanya sesuai dengan kebutuhan yang dipelajari. Belajar dan mengajarkan al-Qur’an akan menjadikan kita orang terbaik.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Adapun acara keempat mencintai al-Qur’an adalah dengan mengamalkan isi kandungannya. Bagian yang keempat ini jauh lebih penting lagi. Al-Qur’an bukan hanya sekedar dibaca, dihafal dan dipelajari tapi lebih jauh untuk diamalkan isinya. Dengan cara begini al-Qur’an baru akan dirasakan manfaatnya secara utuh.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur’an ini diabaikan” (Qs.al-Furqan : 30)
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa saja membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘Karena anakmu telah membawa Al-Qur’an,” (HR. al-Hakim).
Pada bulan Ramadhan ini adalah moment terpenting bagi kita untuk mencintai al-Qur’an secara utuh, mulai dari membaca, menghafal, mempelajari dan mengamalkan isi kandungan. Mari di saat kita dianjurkan untuk di rumah saja, kita sibukkan diri kita dengan al-Qur’an niscaya akan membawa banyak keberkahan kepada kita semua. Amat rugi kita yang sudah mengetahui keagungan al-Qur’an, tapi kita tidak mau untuk mengambilnya. Jika al-Qur’an kita abaikan saja, dia tidak akan memiliki pengaruh terhadap diri dan kehidupan kita. Al-Qur’an baru akan berfungsi apabila keempat langkah tersebut di atas dapat kita lakukan dengan maksimal.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasi ustad...tulisan nya sangat bermanfaat