Navigasi Web

TERPASUNG KATA

Junaedah

Part 69

Semenjak dikukuhkan sebagai kader Rohis baru, Indah mulai membenahi banyak hal yang dianggapnya tak beres dalam kesehariannya. Diawali dengan meninggalkan merias wajah saat akan bepergian. Dia membuang semua sisa kosmetik yang dimilikinya.

Indah melapisi celana panjangnya dengan rok lebar setiap akan keluar. Tak lupa juga mengenakan kaus kaki. Mulanya memang terasa ribet. Belum lagi koleksi roknya yang terbatas. Sering ia kelabakan saat akan pergi, karena roknya masih di bak setrikaan.

Kadangkala, akhirnya Indah berangkat ke kampus mengenakan pakaian seragam bekas mengajar. Tak cukup waktu jika harus menyetrika terlebih dahulu. Lama-lama terbiasa, akhirnya merasa nyaman.

Indah juga mulai aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan organisasi rohisnya. Mengikuti kajian pekanan setiap Jum'at sore, atau bakti sosial pada Sabtu dan Ahad.

Kegiatan-kegiatan tersebut, membuatnya lebih sering bersama-sama dengan Fauzi. Terlibat dalam kepanitiaan yang sama, atau hanya sekadar bertemu saat kajian.

Frekwensi kebersamaan yang makin intens, menumbuhkan sebuah rasa yang hanya dipendamnya dalam-dalam. Entah, apakah itu rasa yang sama seperti ketika ia sering bersama Agha, atau rasa yang menyelimutinya setelah mengetahui perasaan Anil yang sebenarnya. Yang pasti, Indah tak ingin mengumbarnya. Biarlah itu menjadi rahasianya.

Namun, tak urung, kerap Indah memikirkannya saat sendiri di malam hari. Bertanya ragu pada dirinya sendiri. Apakah ia mulai jatuh cinta lagi? Benarkah kesimpulannya mengenai rasa itu?

Fauzi yang terkesan dingin, dalam sikap dan perkataannya, tapi perlakuannya, banyak menancapkan tanda tanya besar dalam hati Indah. Apa mungkin, hanya perasaannya saja yang kegeeran?

Indah sering merasa senang, jika mengingat Fauzi selalu menyediakan diri secara tak terduga, pada saat-saat tertentu. Seperti ketika Indah akan menjenguk Zahra ke rumah sakit, juga saat Indah mau kondangan ke pernikahan temannya. Fauzi tak hanya mengantar, tetapi ikut membersamai. Bahkan saat undangan, pengantin sempat mencandai dengan pertanyaan kapan menyusul, karena mengira mereka pasangan kekasih. Pulangnya, Fauzi keukeuh mengantar Indah sampai ke rumah, padahal Indah meminta cukup sampai terminal saja.

Fauzi juga yang mengajakanya ikut PK beberapa waktu lalu. Dia bahkan seperti sengaja menjemput Indah ke kampus, begitu tahu Indah tak hadir saat pembukaan kegiatan. Tanpa banyak bicara, dia menyiapkan tiga pasang kaus kaki untuk Indah. Padahal, cukup baginya hanya menyampaikan aturan kegiatan, lalu membiarkan Indah membelinya sendiri. Toh itu adalah keperluan pribadi.

Waktu Indah mendapat giliran piket memasak, Fauzi turun tangan membantu. Mengisikan minyak tanah ke kompor, menyiangi sayuran, sampai mengupas bawang. Meski tetap menjaga jarak dan minim percakapan. Apakah semua itu hanya kebetulan?

Cikulur, 27 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mungkin kah Fauzi menyimpan perasaan terhadap Indah

28 Mar
Balas

Bisa jadi, Bu. Dua-duanya saling menyimpan perasaan.

28 Mar

Andai indah bisa bersama fauzi, perempuan yang baik dengan laki2 yang baik

28 Mar
Balas

Srmoga saja begitu, Bu.

28 Mar



search

New Post