TERPASUNG KATA
Junaedah
Part 59 Indah yang menguping semua obrolan di ruang tamu, berjingkrak senang. "Yess!" serunya sambil mengepalkan tinju ke atas. Sengaja, ia berdiam di balik pintu ruang tamu, setelah membawakan minuman untuk Aba dan Zaid. Ia segera berlari menjumpai Zahra di kamar. "Teh, masih mau dijodohin gak sama Aba?" tanyanya begitu masuk kamar dan mendorong pintu dengan tumitnya. Alhasil, terdengarlah bunyi pintu tertutup dengan keras. "Kamu ini apa-apaan sih, Ndah. Pelan-pelan kenapa. Bisa-bisa ambruk kamar ini gara-gara pintunya dibanting-banting." Zahra mengomel. Tak memerhatikan kalimat yang disampaikan Indah barusan, karena lebih suara pintu lebih mendominasi ruang pendengarannya. "Eh, dikasih berita gembira, malah ngomel. Ya, udah, aku keluar lagi, deh." Indah memutar badan, balik kanan. "Berita gembira apa, Ndah? Mana aku dengar tadi. Suaramu kalah sama suara gedebuk pintu." Zahra menahan Indah agar tidak terus keluar. Ditatapnya sang Adik dengan sorot keheranan, sekaligus penasaran. "Tadi kutanya, masih mau dijodohin, nggak?" Indah mengulang pertanyaannya. "Kang Zaid melamarmu, Teh." "Zaid siapa?" Zahra tampak makin terheran-heran. Sepertinya dia lupa, dengan Zaid, si penerima tamu di pestanya Hadi. "Ish! Masa gak ingat, sih? Itu, yang katanya murid Aba waktu masih di MTs Yang ketemu di nikahannya Kak Hadi," jelas Indah. "Oh, yang itu ...." Zahra tak melanjutkan kata-katanya. Dia mematung. Sesuatu merona di area wajahnya. Campur aduk perasaannya. Entah senang, tak percaya, terkejut, dan aneh. Bagaimana bisa, seseorang yang hanya bertemu sekali saja, tiba-tiba melamarnya. "Jangan ngaco, Ndah. Kamu ini habis makan apa, sih? Jadi kayak orang mabok gitu." Zahra mencoba tak memedulikan ucapan adiknya. Dia berusaha mengendalikan debar jantungnya tetap di posisi normal. Akan tetapi, memory yang membawanya kembali pada saat pesta pernikahan Hadi, malah makin membuat detaknya berdegup kencang. Cikulur, 17 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Terimakasih, Ibu, sudah bersedia mampir. Salam kenal. Semoga sehat dan sukses selalu.
Melindungi indah ceritanya, komplit penuh gelora emosi, hampir setiap plot punya kejutan.
Terimakasih apresiasinya, Ibuku. Supportmu yang membuatku makin semangat menulis lanjutannya.Baarakallahu fiik ....