Wanita Muda Yang Membawa Bayi Itu Istri Siapa ?
Siang itu di Hari Selasa tanggal 14 Januari 2020, saya pulang dari sekolah lebih awal dari Guru-guru yang lain, karena kurang enak badan, kepala agak pening, salah satu sebabnya adalah karena tidak tercapainya SK KD pada materi yang diajarkan pada hari itu.
Saya segera pamit pulang, dengan nyetarter Mio tua tahun 2010, dreen drenndnnndnn.......dua puluh menit kemudian sampailah di depan Rumah, namun belum juga mematikan mesin motor, ada seorang Ibu muda dengan menggendong anak kecil sekitar umur 8 bulan, menghampiriku dan meminta tolong untuk diantarkan pulang katanya ke dekat BRI, aku tidak segera mengantar/menolongnya.
Istri saya keluar dari rumah,setelah mengetahui kepulanganku, " Ini siapa ?", tanyaku pada Istriku, Istrikupun bingung, maka akupun bertanya kepadanya, " Mba ini siapa ?", ia menjawab, " Saya anaknya Ati ( nama samaran ), dan tiba-tiba Istriku, " Oooo kamu Reni ( nama samaran ), " Iya Bu", lalu saya lebih dalam mengkonfirmasi, " Lah Suami kamu dimana?", ia menjawab dengan nada kesal, " suamiku pergi entah kemana, stres dia, sejak bayi ini berumur sebulan sampai delapan bulan ini belum pernah pulang".
Tiba-tiba Ia menunjukkan bungkusan kresek yang berisi susu sambil berkata, " susu ini juga belum di bayar tadi ngutang di Toko ( Si A ), karena saya tak tega melihatnya, langsung reflek saya mengambil uang di saku, mengambilnya satu lembar, dan saya serahkan untuknya, namun ia tidak mengucapkan trima kasih, malah ia menyebut kekurangannya untuk membayar susu yang ia pegang.
Firasat saya mulai menebak bahwa ia dalam keadaan Depresi, ditambah lagi ia meminta kerudung kepada Istriku, istrikupun segera mengambil kerudung motif bunga yang masih baru dan memberikannya, lagi-lagi ia menawar pemberian, sebelum ia mengucapkan trima kasih, " Bu apa ada kerudung yang polos ?'
"Oo kebetulan tidak ada". " Ya sudah ga apa - apa ", jawabnya.
Ia kembali memohon untuk mengantakannya pulang, namun saya mencari keponakan saya untuk mengantarkannya, katanya di dekat BRI ( di Kota Kecamat, kotaku ), keponakan saya segera mengantarkannya.
Istriku bercerita tentang Ati, yang dulu tetangga dan teman sekolah SD serta teman bermain, namun setelah menikah dan mempunya satu anak ( Reni ) kira - kira umur dua Tahun, Ati meninggal dunia, Reni tidak ikut Bapaknya, namun ikut Bibinya hingga menikah, dan Bapaknya menikahi keponakan perempuanya Ati, tak lama kemudian Bapaknya serta Bibinya meninggal pula.
Hiduplah Reni dengan bayi semata wayangnya yang telah kehilangan Orang - orang yang mengasihinya, Ibu,Ayah, Bibi serta Suami.
Belum selesai Istriku bercerita, Ibu tetangga rumahku datang dan ikut nambah cerita, " Itukan tadi Reni anaknya Ati Bu ?, " Iya ", jawab Istriku, " Kasihan seperti orang bingung, padahal Embahnya kan orang kaya, sawah, kebun dimana-mana, dan Ibunya ( Ati ) juga warisannya banyak, tapi jatuh ke tangan kakaknya", belum selesai tetangga saya bercerita, saya timpali dengan satu kalimat, " Makanya kita lebih baik mewarisi Ilmu, akhli waris tidak akan berrebut, tapi kalau mewarisi Harta, tentu akhli waris akan berebut harta", Iya benar juga Ya? kata ibu tetanggaku.
Semoga Alloh memberinya pertolongan dan dimudahkan jalan hidupnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang mengingatkan Pak. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Amin, sukses dan barokalloh kembali