Lala dan Romi (T.423)
Di sebuah hutan yang hijau dan damai, di mana sinar matahari menari di antara dedaunan dan suara burung bersahutan setiap pagi, hiduplah seekor lebah kecil bernama Lala. Ia adalah lebah pekerja yang rajin, tinggal bersama ribuan lebah lainnya di sebuah sarang yang tergantung di pohon randu tua.
Lala bukan lebah biasa. Selain rajin mengumpulkan madu, ia juga dikenal oleh seluruh penghuni hutan sebagai makhluk yang baik hati. Ia tak pernah ragu membantu siapa pun yang sedang kesusahan, walau tubuhnya kecil dan tak sekuat hewan lain. Bagi Lala, berbagi adalah kebahagiaan.
Suatu pagi yang cerah, hutan kedatangan penghuni baru. Seekor rubah berbulu oranye terang berjalan perlahan menelusuri jalan setapak. Namanya Romi. Ia baru saja pindah dari hutan seberang karena merasa hutan lama terlalu sepi untuk dirinya yang suka diperhatikan.
Dengan langkah angkuh dan ekor tinggi menjulang, Romi memperhatikan sekeliling. Ia melihat tupai yang sedang meloncat di pohon, burung pipit yang berkejaran, dan di antara bunga-bunga liar, tampak seekor lebah kecil yang sibuk hinggap dari satu kelopak ke kelopak lain.
“Hmm, makhluk kecil apa itu?” gumam Romi. Ia berjalan mendekat dan menghentakkan kaki di dekat bunga tempat Lala bekerja.
“Hai! Kamu lebah, kan?” sapa Romi dengan suara keras.
Lala berhenti sejenak, menoleh, dan tersenyum.
“Betul, namaku Lala. Senang bisa bertemu denganmu.”
“Huh,” dengus Romi. “Apa hebatnya menjadi lebah? Kecil, bersayap, dan sibuk bekerja sepanjang waktu. Tidak seperti aku, seekor rubah yang cerdas dan kuat.”
Lala tidak tersinggung. Ia tetap tersenyum hangat.
“Setiap makhluk punya kelebihan masing-masing. Meskipun kecil, aku bisa membantu bunga-bunga tumbuh dan menjaga kelestarian hutan.”
Romi memutar bola matanya:
“Ah, omong kosong! Yang penting itu kekuatan dan kecepatan. Kalau aku lapar, aku tinggal berburu. Kalau kamu lapar, kamu harus bekerja dulu. Betapa merepotkannya hidupmu!”
Lala menunduk sedikit, tapi bukan karena takut ia sedang memetik serbuk sari dari bunga. “Mungkin memang hidupku berbeda. Tapi aku bahagia. Karena aku tahu, setiap tetes madu yang kubuat, memberi manfaat untuk banyak makhluk.”
Romi terdiam sejenak, tak mengerti mengapa lebah kecil itu tidak marah. Ia terbiasa membuat hewan lain merasa rendah diri, tapi Lala berbeda. Ia terlalu tenang, terlalu sabar.
“Huh, sudahlah. Aku tidak punya waktu berbicara dengan makhluk sepertimu,” kata Romi sambil berbalik pergi, meninggalkan Lala yang kembali sibuk dengan bunganya.
Namun, Lala hanya tersenyum dan bergumam,
“Suatu hari nanti, kamu akan mengerti bahwa kebaikan hati lebih berharga dari segalanya.”
Dan begitulah, pertemuan pertama antara lebah baik hati dan rubah yang sombong terjadi. Tak ada yang tahu bahwa hari itu menjadi awal dari perjalanan panjang yang akan mengubah hidup mereka berdua… dan seluruh isi hutan.
====================================================
Garahan, 22 April 2025 / Selasa, 23 Syawal 1446 H, 08.48 WIB

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bersambung kah crt nya, mas gr? Ditunggu, yaaa? Keren.
Iya Oma sampai bab 20
Lanjooot.... Salam bahagia.
Asiap bunda syantik