Senyuman sang Petani (T.236)
Selamat pagi Indonesia
Selamat berjuang para pencari nafkah
Ayam jantan telah berkokok
Embun pagi telah pergi
Seiring datangnya sinar matahari
Cangkul di pundak
Sabit di tangan
Melangkah di pematang
Sembari membawa senyuman
Hari ini kau jenguk padi yang merunduk
Menguning bagai emas bergelantungan
Bulir padi memadat
Berat benar satu tangkai padi
Semoga padimu membawa berkah melimpah
Untuk menghidupi anak-anakmu yang belajar
====================================================
Garahan, 08 Agustus;2024/ Kamis, 02 Safar 1446 H, 07.12 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Mas ustadz. Itulah bahagia dan serunya anak petani, seperti diriku ini. Sukses selalu
Hahaha Lho mas ustadz petani ya? wah bagus Mas ustadz kalau bisa berbagi waktu, salam bahagia
Smg para petani Indonesia makin sukses dan ada penerusnya. Puisi yang keren, Pak
Amin YRA, Semoga harga hasil panen stabil bun, salam sukses
Wow - puisi yang bernas Gus. Luar biasa
heheeheee begitulah petani berjuang untuk tatanan pangan Indonesia, salam sukses Gus
Jasa petani luar biasa unt kehidupan.
Nelongso bila harga gabah anjlok Oma, satu-satunya di juak berasnya, salam sukses Oma syantik
Menyambut matahari dengan langkah pasti
Pasti panen Bun hehehe
Puisi nya sangat menarik. Teringat aku saat masih kecil di sawah. Mantap
Terima kasih pak, lho sekarang bapak ada di kota?
Amin. Bahagianya petani melihat hasil panennya. Salam bahagia, Bapak.
terima kasih bunda syantik hadirnya
Bahagianya petani, sebentar lagi panen Bahagianya kita para guru ketika melihat antusias siswa belajar.
Hebat bunda bisa mengimplisitkan apa yang ada di dalam puisi saya, sukses selalu bunda
Keren puisinya. Sayangnya profesi petani makin ditinggalkan.