Jony Hartanto

Terlahir dan diperingati seluruh rakyat Indonesia setiap tanggal 1 Juni . Mengambil jurusan Bahasa ketika di SMA sebagai passion. Sempat berhenti me...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKU HARIAN

BUKU HARIAN

Pentigraf

Niko meraih buku harian yang paling bagus dari rak pajangan toko alat tulis. Dia tidak peduli berapa harganya. Dia tertarik dan menurutnya paling baik . Sesuai selera hati dan pandangan matanya ketika deretan buku-buku harian itu dipajang.

Niko masuk kamar dan dibuka pembungkus plastiknya dengan hati-hati. Baunya masih wangi. Dia tiba-tiba merasa sangat sayang jika kotor. Buku harian ini adalah potret hidupku dan mulai detik ini aku akan menyayanginya seperti diriku sendiri. Niko berjanji pada dirinya akan menjaga buku hariannya dengan baik dan hanya akan menorehkan cerita-cerita yang indah dan berkesan. Buku hariannya selalu dibawa ke sekolah dengan tas kecil sendiri. Ia menyelipkannnya diantara buku-buku pelajarannya. Ia ingin agar setiap kali membuka tas ia teringat akan niat dan janjinya.

Tingkah laku Niko pelan-pelan berubah. Teman-temannya sudah jarang melihatnya terlambat atau kena hukuman dari guru-guru dan sekolah karena alasan terlambat, tugas dan masalah-masalah sepele lainnya. Padahal ia terkenal siswa paling bandel di sekolah. Teman-teman kelasnya terutama cewek-cewek mulai kasak-kusuk membicarakan perubahan yang terjadi padanya. Niko pura-pura tidak tahu. Ia hanya tersenyum dalam hati dan menganggapnya hal biasa. Kepandaian dan bakatnya mulai tampak . Terbukti dengan nilai-nilai ulangannya yang semakin menukik ke atas . Niko bersyukur Tuhan telah membukakan jalan untuknya. Minggu pagi ketika ia masih di kamar tanpa sengaja ia mendengar pengajian radio yang diputar ayahnya agar tidak menyia-nyiakan hidup .Dengan buku harian salah satunya orang bisa melihat potret tingkah laku dan karakternya sendiri. Tiba-tiba saja ia ingin membuktikan dan berubah. Sekarang ia telah menjalani hidup layaknya anak-anak lain. Ia ingin menjadi anak yang sholeh. Niko lebih bahagia lagi karena ayahnya tidak jadi mengirimnya di pesantren saat ia naik di kelas XII nanti. Teman-temannya sering menanyakan rahasianya kenapa bisa berubah. Dia hanya tersenyum dan menjawab “ Jangan sia-siakan hidupmu dan sayangilah dirimu sendiri.”

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantul

14 Jun
Balas

perubahan yang positif ya bu...

14 Jun
Balas

Mantap... Lanjutkan terus berkaryaSalam literasi

14 Jun
Balas



search

New Post