Joko Santoso

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
cantik Itu Empat Ratus Ribu

cantik Itu Empat Ratus Ribu

260C. Saya pandangi lagi suhu pada layar handphone. Suhu sudah turun lagi. Tadi siang 350C,Satu jam yang lalu masih 290C. Benar saja udaranya mulai mengajak untuk berbalut sarung,padahal baru pukul 21.28. Kubuka Acer 4715z. Laptop tanpa tombol V yang masih setia menemani . Sepuluh tahun tiada terasa. Ahh….saya menghela nafas panjang. Trimakasih ya Robb..semua masih berfungsi normal. Walau jujur saya malu ketika harus membuka laptop di depan orang lain. Mereka pasti komentar,laptop kok keyboard e putih…laptop kok model nya aneh..tapi bagaimanapun juga saya mesti banyak bersyukur. Di zamannya(tahun 2007), Laptopku termasuk barang langka. Walau kini hampir benda itu setiap orang memiliknya. Bandel…itu yang utama.Saya jadi teringat K618i di sebelah laptop. Usianya malah lebih tua,tapi masih terlihat cantik . Elegan hitam berbalut orange. Dia juga masih setia menemani.

Maju mundur maju mundur cantik….

Kedip mata kau biar tertarik…

Alunan musik sengaja saya putar untuk menemani malam ini. Saat jemari menjadi juru pijat pada keyboard,kepala ikut manggut manggut.

Cantik…

Ya cantik menjadi kata kunci untuk kali ini.cantik itu apa ? cantik itu relative. Mungkin ada yang mengatakan demikian. Cantik itu putih tinggi. Cantik itu yang penting hatinya…wah pokoknya tinggal pilih cara mengartikannya. Kemarin tanggal 15 agustus merupakan puncak untuk kegiatan memperingati HUT RI ke 72 di kecamatan saya. Pawai budaya atau karnaval biasa orang di sekitar menyebutnya. Semua instansi, desa, atapun berbagai kelompok pemuda menunjukkan kekuatannya. Mulai keunikan tema sampai kecantikan tata riasnya. Mulai rias ala petani,sampai rias bak putri Cinderella( tapi sepatu kacanya lengkap). Ada yang gratis dirias ibu nya sendiri,sampai ada yang bilang…(padahal saya diminta merahasiakan) harus rela membayar empat ratus ribu. Sebenarnya tidak ada tuntutan dari pihak sekolah untuk rias ke salon,atau rias yang mahal. Tidak tau kenapa mereka memilih berani bayar sedikit mahal agar hasil maximal. Untuk ukuran di kecamatan kecil angka itu bisa dibilang tinggi. Harga yang layak dipersembahkan setahun sekali,untuk merayakan kemerdekaan. Menghormati perjuangan para pahlawan

Jujur saya sendiri sebenarnya menikmati berbagai siswi tampil anggun,cantik dan menawan. Namun melihat nominal yang mereka keluarkan sebagai kompensasi pembelian “cantik” itu yang membuat merinding. Saya lihat satu tim di belakang. Sederhana sekali. Tim dengan tema wiwit. Wiwit yang pengertian nya adalah memulai mengerjakan sawah,di lanjut menyebar benih sampai menanam padi. Semua unsur penunjang di keluarkan. Mulai makanan sesaji,alat bercocok tanam sampai perempuan perempuan yang nantinya tampil sebagi penanam padi. Sebagian siswa benar benar menghayati perannya masing masing. Tampil menggunakan pakaian bapak nya di poles sedikit dengan tambahan kumis palsu. Memikul cangkul dan membawa sabit. Di iringi oleh pembawa tumpeng sebagai media sesaji. Patung tikus besar menghias di belakang,sebagai simbul hama yang harus diberantas. Heboh, ketika di tengah perjalanan dilakukan aksi teatrikal. Dimulai berdoa,membagi sesaji,dilanjut menabur benih sampai padi yang baru di tanam di rusak oleh tikus. Di akhiri dengan berburu tikus yang lari ke arah kerumunan penonton.

Satu hal yang menarik perhatian saya,tampilnya beberapa gadis sebagai penanam padi. Mereka juga bersolek warna warni. Alasannya mereka ingin tampil cantik,meski berbalut pakaian seperti mbok tani yang sedang menanam padi.

Nduk nduk,… ning sawah wae kok yo nganggo wedhak,nganggo gincu,kuku dikutek.

Lha Suk nek menowo awakmu nang sawah tenan,kudu duwe duit piro gawe tuku sunblock lan ngrawat kuku mu?

( Nak nak,….ke sawah saja kok ya pakai bedak,pakai lipstick pakai kutek)

( lha misal nanti kamu benar ke sawah,harus punya uang berapa untuk membeli sunblock dan merawat kuku mu? )

Cantik ?..siapa bilang tidak perlu biaya?

# karnaval semakin mahal#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak. Keep on Writing :)

21 Aug
Balas

Mantap Pak! Menelisik banget! Tulisan waaaw!

17 Aug
Balas

Pengantarnya asyik dibaca. Seru ceritanya

18 Aug
Balas

Trimakasih pak yudha...laptop,k618i dan saya termasuk makhluk langka...hahaha

18 Aug

Wah, Mas Joko ternyata kenal dengan dunia kecantikan. kalau 500rb berarti cunantiiik ya. Slamat ! lanjut menulis.

17 Aug
Balas

Panik pak.... Ga pernah mikir kalau menjadi cantik itu biaya nya sebanding dengan beras sekarung... Untuk ukuran di desa bisa di bilang we o we..

17 Aug

Mantap pak...

17 Aug
Balas

Trimakasih bu umul muarofah..masih pemula bu..belajar dari semua teman yg sudah banyak berkarya.

18 Aug

Menggigit bigit kolomnya, ok banget....

17 Aug
Balas

Agar padi menjadi beras..perlu ditumbuk...perlu gesekan sesana padi... Saya perlu teman yg berkenan mensuport...

18 Aug

Terimakasih ibu...saya masih pemula.perlu banyak belajar

17 Aug
Balas



search

New Post