DI WAJAHKU ADA IBU

DI WAJAHKU ADA IBU
“Maaf mba, bisa saya bantu?” tanya seorang pelayan di salah satu toko emas. Sore itu memang kami sengaja ke Mall Rita. Bukan untuk jalan-jalan, tapi memang mau mencari sesuatu. Langsung mata ini liar memandang deretan perhiasan emas yang berkialuan. Sepertinya mengajakku untuk untuk meminangnya. Tapi teringat niat utamaku kesini. Jari telunjuk langsung mengarah ke cincin bermata biru. “Yang itu mba!”sembari tersenyum. Dengan cekatan pelayan tersebut memberikannya. Tanpa ragu kucoba masukan cincin ke jemari hitamku.
Belum selesai memandangi cantiknya cincin bermata biru. Kudengar ucapan lembut dari pelayan itu, “Mba cocok pakai cincin ini, kapan mau menikah mba?”. Sontak saja aku tertawa. Lha yang disampingku ini adik lelaki satu-satunya. Alhamdulillah sebentar lagi menikah. Sebagai kakak ya tentunya ngikut bantu-bantu. Walaupun hanya mencari cincin kawin. Eh malah dikira pasangan yang mau menikah.
Memang kami berdua memiliki wajah yang berbeda. Kalau adikku mirip dengan Bapak. Malah lebih tepatnya mirip dengan Bapaknya Bapak, sebut saja eyang kakung. Dan aku sendiri disebut plekjiplek karo biyunge(sama persis dengan ibu). Dari jidat yang lebar, mata yang berkantong, dan hidungku yang sedikit kedalam.
Banyak orang mengatakan aku mirip dengan ibu. Kupandangi di cermin, dan kuperhatikan bayanganku. Memang mirip sekali. Apa lagi sekarang tubuhku hampir sama lebarnya dengan ibu.
Tak sampai disitu sewaktu kuliah di Yogyakarta. Setiap mau berangkat kuliah pastilah mampir dulu buat berhias. Bukan hanya rapinya yang menjadi fokus. Tapi malah yang muncul wajah ibu. Wajah yang ketika pulang dari sawah. Dengan sedikit loyo ibu mengayuh sepeda. Teringat sekali pakaian yang selalu dikenakan. Baju coklat muda dan rok hitam yang sudah usang. Baju tersebut hampir setiap hari dipakai. Hanya dicuci sekali waktu ketika sudah berjibun lumpur. Setiap pagi seolah diberikan infusan semangat ketika mau berangkat kuliah. Karena diwajahku ada wajah ibuku. Dan dimimpiku selalu terselip do’amu. Terimakasih ibu, kau telah menitipkan wajahmu di wajahku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar