SENIOR

Jika ditanya apakah penulis merupakan senior? Yah! Jawaban penulis pasti ya. Tergantung penulis menggunakan sudut pandangnya. Jawaban ya penulis merupakan hasil dari sudut pandang sebagai anak pertama dari empat bersaudara.

Sebagai anak pertama yang mempunyai pimpinan (red:orangtua), selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik agar penulis tidak dilewati oleh junior-juniornya (red:adik). Pimpinan penulis tidak menerapkan peraturan “siapa yang lebih senior, dia yang terbaik sebodoh apapun dia”.

Pernah suatu ketika, junior dari penulis melakukan suatu terobosan dirumah. Sang Junior merangkai bel berbasis suara di rumah. Pastilah sebagai pemimpin, akan sangat senang dengan ini, bukan malah mengatakan, “Wahai junior, kau masih kecil maka hasil karya mu dirumah ini tidak kami akui”. Hasil karya sang junior itu berakhir masa kerjanya ketika suara sang pimpinan mengalami gangguan. Bisa dibayangkan, bagaimana perasaaan sang junior itu ketika hasil karyanya itu tidak diberi apresiasi oleh pimpinan (red:orangtua).

Sebagai intinya, penulis tidak begitu terlalu respek dengan segala sesuatu yang bersifat “mengklasifikasikan”. Penulis lebih suka dengan “tantangan” tanpa memandang kesenioran.

2014 sampai Februari 2019 penulis dilatih dengan keras dan disiplin untuk selalu berimprovisasi dan berinovasi. ATM (amati, tiru dan modifikasi) merupakan salah satu ilmu terapan yang dimiliki oleh penulis. Jika selama ini, mengolah kata menggunakan Ms. Word, penulis berani dengan menggunakan Ms. Exell dan Ms. Power point. Mungkin terdengar tidak masuk akal dan melanggar hukum sekolahan. Tetapi dengan itu penulis dapat bekerja lebih efektif dan menarik. Tetapi sayang, karena penulis masih junior dibidang yang digelutinya sekarang, maka hal itu percuma untuk saat ini.

Ngomong-ngomong, penulis dulu punya senior yang tidak mampu berbicara dengan wanita. Jadi marilah sama-sama berkompetisi tanpa ada klasifikasi.

Pagai Utara,

Kab. Kepulauan Mentawai

@mnj (my name jepri)

Tulisan ke 48