ATAS BAWAH

Manusia memang merupakan mahluk yang diciptakan lengkap dengan segala pernak perniknya. Layaknya langit biru yang tiba-tiba bisa berubah menjadi kelam, menurunkan hujan dan selang beberapa jam sang cahaya pun hilang ditelan pegunungan di sebelah barat lautan.

Sombong salah satu dari pernak pernik kehidupan manusia itu. Sombong layaknya gas beracun yang tak berasa dan tak berbau. Sombong juga kadang seperti bayang semu, tak terlihat tetapi merayu menuju jalan indah nan semu yang arahnya tak menentu.

Biasanya sombong akan menghampiri manusia berkecukupan tetapi lemah pengendalian diri. Segala sisi kehidupannya akan diciptakan seindah mungkin layaknya seniman, berharap mendapat pujian dari banyak teman bahkan lawan. Tetapi hal ini kadang tidak terlalu dipikirkan oleh sebahagian orang, karena “Dia layak sombong karena ada yang mau disombongkan”.

Sombong zaman sekarang juga sudah mulai mencari target lain. Manusia-manusia berkecukupan semu dan juga lemah pengendalian diri. Segala sisi kehidupannya akan diciptakan seindah mungkin layaknya seniman berharap mendapat pujian dari banyak teman bahkan lawan,, tetapi semua didukung dan disokong oleh sesuatu yang bersifat semu. Hal ini yang terkadang menciptakan rasa skeptis terhadap manusia-manusia seperti ini. Merasa hebat, padahal berada di “atas bawah”.

Sesuatu yang sering terjadi pada masa sekarang. Kadang waktu tidak memiliki celah untuk memberi kesempatan memperbaiki kesalahan-kesalahan ini. Berpacu dalam melodi mampu memberi efek relaksasi di segala lini bagian otak manusia. Tetapi, berpacu dalam kesombongan akan menghasilkan kesenangan semu berakhir kualitas hidup tak bermutu. Semoga kita semua baik-baik saja.

Pagai Utara

Kab.Kepulauan Mentawai

@mnj (My Name Jepri)

Tulisan - 2