Bangga, akhirnya 21 SMP Itupun berdiri
Diakhir tulisanku kemarin ada kalimat “Insya Allah akan bersambung” alhamdulillah masih ada waktu untuk menepati janji itu, sekarang ini banyak orang menggunakan kata ‘Insya Allah’ dan tampak sekali itu sekedar basa-basi bagi saya ketika berani menyebut nama Tuhan berarti paham konsekuensinya, tentu itu tidak bisa dijadikan sekedar asal sebut saja.
Segmen berikut menyoal jumpa lagi yang goblok dan hebat. Dalam protapnya setiap proyek diakhir tahun anggaran selalu dilakukan pemeriksaan oleh yang berwenang, diperiksa program, prosesnya, hasil pekerjaan dan yang paling seru sehubungan dengan keuangan. Tiga atau 5 orang sedang memeriksa kami, Semua dokumen sudah dimereka dan beberapa lokasi sudah mereka kunjungi untuk membuktikan kebenarannya. Proses itu cukup lama, apa lagi untuk proyek yang kompleks, banyak kegiatannya seperti yang saya lakukan saat itu.
Pemeriksaan itupun telah selesai, kami menunggu hasil akhir yang akan kami pelajari sehingga akan menemukan kesamaan persepsi yang baik sesuai program dan prosesnya serta kesesuaian pengelolaan keuangan. Lagi-lagi berjumpa yang hebat namun tidak tahu walaupun matanya terbuka ternyata buta, mungkin juga hatinya sudah tak ada cahaya sehingga otaknya dipenuhi kegelapan. Ketika pemeriksa datang membawa dokumen hasil pemeriksaan yang seharusnya kami terima untuk kami amati, karena kewenangannya yang hebat dokumen tersebut disuruh langsung diserahkan ke “Kejaksaan” berarti sudah masuk ranah hukum.
Awal masalah baru muncul dan cukup repot karena sudah ditangan penegak hukum dan masalahnya tidak bisa dianggap sepele. Saya mengibaratkan akan memasak, belum siap apa-apa sudah menyalakan kompor, kompor sudah menyala baru tahu sayur masih harus pergi ke pasar dan kompor tersebut tidak bisa dimatikan sebelum masakan tersaji di atas meja, jika enak akan dinikmati dan jika terlalu banyak garam pasti ditinggalkan.
Akhirnya surat berwarna merah muda itu saya terima dan berikutnya sering sekali, saya masih ingat hampir selama tiga tahun setiap tiga bulan saya menerima surat semacam itu dan kasihan di awal-awal teman kepala Dinas juga harus hadir. Karena sering datang ke kantor tersebut maka saya bertambah teman, setiap datang segelas teh hangat dan pisang goreng selalu menunggui saya. Dengan keadaan ini menjadikan saya tidak boleh lagi mengerjakan proyek dan jujur saat itu hati saya mendongkol juga karena banyak bengongnya di kantor. Saya diminta membantu namun saya tolak jangan sampai teman-teman akan seperti saya sering terima surat warna merah muda. Walaupun begitu perasaan saya bangga telah terbangun 21 gedung SMP baru, banyak siswa kurang mampu mendapat beasiswa dan banyak guru ikut pelatihan untuk mata pelajaran yang diampunya dan yang terkesan bisa menyiapkan lahan untuk 35 lokasi yang siap dibangun SMP baru dan masih dapat bonus jika bisa menambahkan dan dari para bupati ada bersedia hingga total siap untuk dibangun 43 USB. Saya orang data sehingga setiap kerja datalah yag selalu saya utamakan, ketika ada masalah akan mudah mendeteksi dan cepat untuk diadakan perbaikan.
Dengan berjalannya waktu masuk tahun kedua, program yang ada siap dieksekusi, saya bagian keker-keker dari jauh, hati saya mengatakan bekerja dengan sharing dana loan itu tidak mudah dan perlu orang profesional dan berkarakter jika tidak bisa berujung masalah, aku tolak membantu karena yang mengelola saat itu menurut saya karakternya begitu-begitu saja dan tidak profesional. Pekerjaan sudah mulai tampak hidup dan saya ikut kaget ketika kontrak untuk pembangunan 43 gedung SMP dibatalkan padahal data saya mengatakan untuk peningkatan akses itu masih sangat diperlukan. Pengadaan alat tampaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan (Saya tahu persis karena yang merencana saya) direncanakan dan diusulkan di tahun sebelumnya, para pengelola tinggal melaksanakan saja. Karena ada pembatalan kontrak tersebut santer banyak suara penyebabnya adalah saya, saya dikambing hitamkan, banyak orang mengatakan ini gara-gara masalah tahun lalu sehingga dibatalkan pembangunan USB. Saya ingin tahu juga masalah yang sebenarnya dan saya tahu ternyata semua dana USB dialihkan menjadi DBO dan Beasiswa akibat krismon untuk menyelamatkan sekolah dan anak-anak tetap bisa berjalan dengan baik.
Setahunpun berlalu sudah dan masuk masa audit, pemeriksaan oleh beberapa orang yang berwenang dan hasilnya mencengangkan, betapa tidak banyak masalah ditemukan padahal pekerjaannya sudah minus pembangunan gedung yang rentan dengan problema. Sekali, dua kali atau yang ketiga setelah surat merah muda di terima oleh mereka dan itu akhirnya menghantarkan dua orang tinggal di hotel pordeo. Surat merah muda itu masih suka menghampiri saya yang pada akhrnya bosan juga tidak pernah menyinggahi saya.
Perasaan saya yang sempat ngedumel akhirnya terjawab sudah, Tuhan sangat menyayangi saya, terbayang jika saya tetap bekerja bisa saja saya termasuk penghuni hotel pordeo. Ketika saya tidak ikutan bekerja teman-teman tsb sepertinya kurang suka dengan saya sehingga selalu menghindar dan di hari perjuangan akhir untuk harus berangkat ke hotel pordeo sempat mencar saya dan ajak diskusi dengan saya, saya sempat berpesan, bersyukurlah masalahnya terdeteksi dan harus terima sanksinya jika tidak berarti nanti akan di penjara selamanya karena di hari akhir semua akan tampak dan harus dipertanggung jawabkan dan tidak ada satu orangpun yang bisa membelanya.
Dengan lirih dia berucap, terima kasih mas atas nasehatnya dan maafkan saya ya, pantas mas aman-aman saja.
Jarwoto
Kupang, 18.03.2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar