Seorang teman yang berprofesi sebagai guru menceritakan muridnya yang acuh tak acuh di kelas. Tidak pernah mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan tugas, hanya diam atau tidur saja di kelas. Sudah beberapa kali ditegur tetapi tetap saja tidak berubah. Gurunya mengingatkan bahwa tidak seharusnya dia bertingkah yang tidak baik karena usianya sudah jenjang SMA.

Suatu ketika siswa itu mendekati guru tersebut. Beliau kaget dan heran tidak biasanya dia seperti itu. Ternyata siswa tersebut bercerita kisah keluarganya. "Aku iki mboh bu anake sapa", ungkapnya. Dia menjelaskan selama ini tidak ada orang yang pernah memberikan kasih sayang padanya lantaran di rumah dia tinggal bersama neneknya yang sibuk bekerja. Sang nenek tidak pernah menceritakan entah kemana orang tuanya.

Akhirnya sang guru menjelaskan bahwa seorang remaja muslim harus melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT, menghormati guru dan menghargai sesama teman. Dia terdiam nampak serius mendengarkan nasihat gurunya.

Demikianlah potret siswa jaman sekarang orang yang jauh dari sentuhan karakter sehingga tidak memahami siapa jati dirinya. Tetapi dengan ketulusan hati mampu mengubah mindset seseorang dari yang awalnya acuh menjadi paham. Sudah saatnya kita sebagai guru mendidik dengan cinta agar mampu mewujudkan generasi berkarakter. Sebuah sosok yang memahami jati diri sebagai makhluk ciptaan Allah yang dengan semangat menjalankan perintahNya sehingga mampu menemukan kedamaian dalam hidup. Ikhlas dan sabar belajar tentang ilmu dan kehidupan.