GEGER DI RAMAYAN 09 MWC2
Setengah terseret ku ayun kakiku menelusuri lorong sambil menyandang tas ranselku yang lumayan berat. Lorong panjang yang seakan tak berujung, membuatku semakin terengah dan sedikit merinding, saat ku sadari aku hanya berjalan seorang diri dimalam yang semakin dingin itu. Namun aku tetap berjalan dengan penuh keyakinan sambil mataku terus bergerak liar mencari petunjuk arah yang secara berkala membimbing langkahku menuju kamar yang ditentukan panitia untukku.
“Ramayana 09 “ itulah kamar yang aku cari. Dengan bergegas akhirnya tibalah aku didepan kamar yang dimaksud.”Oh…Alhamdulilah akhirnya sampai juga ke kamar ” gumamku dalam hati sembari menghela napas lega. Mataku menyapu sekitar dan kulihat kamar-kamar disekitarku sudah mulai terbuka pertanda teman-teman peserta yang lain juga telah menempati kamar-kamar tersebut. Tetapi kamar 09 ini sepertinya masih kosong, karena saat ku tiba didepan pintu kamar dan mengetuknya tak ada jawaban yang menyahut. Aku mulai ragu. Setelah beberapa lama menunggu didepan kamar ternyata teman sekamarku belum juga Nampak. “Duh… kenapa aku tidak minta kunci kamar tadi sama panitia” sesalku dalam hati. Dengan hati penuh keraguan aku coba bertanya pada kamar sebelah yang tampak telah terbuka dan kuhampiri penghuninya yang kebetulan sahabat dari wilayah timur Indonesia yang tadi saat pembukaan ku jumpai. “Pak, maaf kalau minta kunci kamar ke panitia ya pak?” tanyaku, dia pun menjawab sambil menghampiriku “ Oh…, itu Bu… kunci biasanya menggantung di pintu kamar Bu…!” sambil menunjuk ke pintu kamarnya. “ tidak ada Pak, di pintu kamar saya tidak ada kuncinya” jawabku. Karena penasaran dia pun memeriksa pintu kamarku, dan mengetuknya “ Siapa tahu sudah ada yang didalam Bu” ujarnya. Tapi ternyata tak kunjung ada jawaban, “Wah berarti sudah ada yang bawa nih bu kuncinya, mungkin teman sekamar ibu masih belum kembali dari ruang pertemuan Bu, ditunggu aja Bu!” jelasnya.
Saat aku menunggu tak berapa lama datanglah teman disebelah kamarku yang kemudian menawariku untuk menunggu dikamarnya. Ibu dikamar no 10 ini ternyata berasal dari Jambi. Dia mengatakan ada Guru dari batu yang diminta panitia untuk menempati kamar no 09 itu, juga menitipkan barang-barangnya di kamar no 10 ini karena belum bisa membuka kamar no 09 tersebut. “Syukurlah Bu, berarti saya sudah dapat kawan di kamar itu” jawabku. Tak lama ibu guru dari Batu yang kami perbincangkan pun datang “ Oh Ibu yang dikamar no 09 juga ya Bu? Sapaku. “ Iya Bu, siapa yang membawa kuncinya kok belum muncul juga ya…?” kami mulai gelisah.
Selang beberapa lama kemudian kamar no 10 diketuk dari luar dan terdengar ucapan salam dari bapak-bapak.” Assalamualaikum”,suaranya berat “ walaikum salam” jawabku sambil membuka pintu. “Ada apa Pak” tanyaku, “ Itu Bu depan kamar saya kok ada tas wanita ya Bu punya siapa ya? Takutnya salah kamar”, jelasnya. “ kamar bapak yang mana?” Tanyaku, “ itu bu kamar no 09” jawabnya sambil menunjuk kekamar tersebut.” Ooh …itu pak? itu tas saya pak, tapi kok Bapak dikamar itu sih Pak kata panitia kami berdua dikamar no 09 itu pak? Seketika kami pun menjadi bahan tertawaan teman - teman. Mendengar ada bapak-bapak dan ibu-ibu yang ditempatkan dikamar yang sama di Ramayana 09 sontak saja membuat geger. Suasana didepan kamar Ramayana no 09 itu pun berubah jadi ramai oleh celotehan canda teman-teman kamar sekitarnya “ Sudah Bu berbagi kamar saja dengan si bapak, wkwkwk” kejadian ini terasa sangat lucu dan menggelikan bagi kami, kok bisa sih panitia menempatkan bapak- bapak dan ibu-ibu dikamar yang sama? “Wah ini pasti ada salah paham, bapak yakin diminta dikamar no 09 ini?” tanyaku “ Ya… saya juga ragu sih Bu, saya dikamar no 9 apa no 6, soalnya angkanya kan sama bu” jawab si bapak “Hahaaha…. Ih si bapak mah lucu, masa gak bisa bedain angka 6 dan 9 Pak…!” Akhirnya setelah bertanya pada kamar sekitar ternyata banyak kamar bapak-bapak yang masih kurang penghuninya dan 2 orang bapak dari Jakarta itu pun memurtuskan untuk mengalah dan pindah ke kamar di hadapan kamar kami. Sementara aku dan bu guru dari Batu yang menempati kamar no 09 itu. Kejadian ini cukup memberikan hiburan bagi kami ditengah kelelahan dan rasa kantuk yang menggelayuti diri kami. Akhirnya malam ini kami dapat tersenyum dan tertawa bersama teman-teman baru yang tentunya membawa kesan mendalam pada diri kami dan semakin mendekatkan kami satu sama lain. Terimakasih Ya Allah telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkumpul dan menjalin persaudaraan ditempat ini. Semoga pertemuan ini selalu dapat membawa berkah, aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pemgalaman unik yang menarik... Terus menulis ya...
Makasih pak CEO
Makasih pak CEO
Makasih pak CEO
Tulisannya keren, lanjut bu....
hiburan yang renyah dan crispy. kereeen
wah sudah jadi tulisan saja dari ide sederhana
Makasih komentar bu Mimin, bu Ariq, bu susi, bu widayanti, bu Nur sofiah, pak lek
Tulisan hebat! Lanjut Bu!
amin...selamat jadi guru penulis bu..keren tulisannya mantep
Lanjutkan... Kalau urusan nyasar-nyasar ada seniornya. Bu Nur sofiah namanya. Hihi
Kalau aku yg spt itu, lanjut aja....Sesuai ploting panitia...haha...
kereeennn buu....pengalaman yang pasti akan terus teringat nih bu...
Great job! Cerita nyata nih?
Great job! Cerita nyata nih?
Hihihi....terbayang wajah si bapak. Pengalaman yang menarik dan pasti unforgettable.
Beneran geger Bu... Hehehe