Jalman Syarif

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Anak seorang Pengedar Narkoba

Oleh :

Abu Ikhwan

Ada Sebuah ungkapan masa dulu adalah kenangan , masa hari ini adalah kenyataan dan masa yang akan datang adalah harapan .

Bagaimana cerita kehidupan setiap manusia tak seorangpun yang tahu . Seorang bapak hidup bersama istri dan Tiga orang anaknya

Bapak yang berprofesi sebagai buruh di salah satu perusahaan tersebut hidup berbahagia bersama keluarganya .

Namun pada suatu hari, kebahagian yang selama ini mereka rasakan hancur sirna . Karena sanga bapak di tangkap polisi kasus nakoba

Bapak tersebut dijatuhi hukuman mati karena dia juga terbukti pengedar narkoba . Kehidupan istri dan anak anaknya jadi terlunta . Mereka terusir dari rumah kontrakan karena tidak ada uang untuk memperpanjang kontrakannya

Sang istri yang kini menjadi tulang punggung keluarga bekerja menjadi cleaning service di sebuah kantor swasta. Sebenarnya gaji yang dia terima dengan beban kerja tidaklah seimbang Dia di gaji 400.000 perbulan dengan durasi kerja 8 jam perhari . Tapi.apa boleh buat demi anaknya dia rela melakukan semua itu

Memang berat kehidupan yang harus di jalani sang ibu

Dia kini tinggal di bawah kolong jembatan. Siang kepanasan malam kedinginan . Di tempat bekerja sang ibupun sering dimarahi bosnya yang terkenal pemarah dan di ejek rekan kerja karena di istri seorang pengedar narkoba

Ibu ini punya tiga orang anak Arif, Nisa , Edo .ketiga anaknya dia asuh dengan kasih sayang walaupun dalam serba keterbatasan

Ternyata nasib buruk masih belum lepas dari si Ibu , Anak sulungnya Arif, sejak ayah masuknya masuk penjara, kehidupannya menjadi ugalan ugalan . Arif yang sekarang sudah berumur 16:tahun sering terlibat tawuran dengan warga sebelah

Pada suatu hari Arif dikeroyok beberapa preman . Awalnya Arif berniat mencari kerja malang di perjalanan dia dikeroyok beberapa preman yang menggunakan senjata tajam . Duet Arif dengan preman tersebut berakhir dengan tragis. Arif meregang nyawa setelah dadanya kena tusukan pisau beberapa kali

Nisa ., anak sang ibu yabg kedua juga mengalami gangguan jiwa . Peristiwa ini bermula ketika Nisa ingin sekolah ke SMP favorit di sekolah itu . Keinginan Nisa yang kuat untuk sekolah kandas, gara gara ibunya tidak punya uang . Selama enam bulan Nisa selalu bermenung dan pada akhirnya dia mengalami gangguan jiwa

Kini hanya Edo satu satunya anak yang bisa diharapkan oleh sang ibu . Namun tak lama lagi Edo juga harus meninggalkan ibunya . Edo yang kini sudah tamat Sekolah Dasar berniat melanjutkan ke pesantren yang terletak jauh dari rumahnya. Ibu terpaksa berpisah dengan Edo karena dia tinggal di asrama . Edo dan ibunya terpaksa masuk pesantren kerena mereka terkendala biaya untuk masuk ke sekolah yang lain, karena memang di pesantren tersebut tidak di pungut biaya

Sebenarnya dalam hati , sang sang ibu kalau ada uang dia ingin anaknya sekolah yang dekat dengan rumahnya biar bisa bersama anaknya tiap hari

Sang Ibu berlinang air mata melepas kepergian. anaknya . Edo memeluk ibunya sambil terus bercucuran air mata . Sang Ibu tak sanggup menyembunyikan kesedihannya walaupun dia berusaha tegar . Edo juga sangat sedih , karena kata pihak pesantren dia hanya bisa pulang satu kali pertahun

Edo mencium tangan ibunya erat erat sambil mengucapkan "Aku sayang mama"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerita yang renyah dan menyentuh, mantap pa

19 Jul
Balas

Ulasan yang menyentuh hati. Salam literasi

19 Jul
Balas



search

New Post