OTAK DUITAN

Pusing, jengkel, kesal, marah semua rasa bercampur jadi satu. Itulah yang terjadi hari ini.

Covid 19 atau virus corona menyerang Wuhan untuk pertama kali di akhir tahun 2019 dan terkonfirmasi masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020. Virus yang demikian dahsyat ini menjadi pandemi karena menyerang sebagian besar penduduk bumi.

Stay at home adalah salah satu strategi pemerintah dalam penanganannya yang berimbas menjadikan sebagian besar masyarakat harus beraktivitas di rumah termasuk saya.

Saya pribadi telah mengikuti banyak webinar, diskusi online, workshop yang kesemuanya yang akan sangat menunjang bagi diri saya pribadi untuk meningkatkan kualitas diri. Diskusi yang dibawakan oleh Pak Nadiem Makariem, selaku menteri pendidikan maupun sekelas Kang Dewa Eka Prayoga, pak Hermas Puspito, Bang Tendi Murti dan beberapa pembicara sekaligus pebisnis yang saya idolakan juga tak luput dari incaranku.

Tapi ada yang menarik hari ini, Kelas Menulis Online “SAGUSABU (satu guru satu buku) yang diadakan oleh Media Guru .kegiatan yang lama ku nantikan sama seperti pelatihan yang lain. Dan ternyata saya tidak bisa mengaksesnya dengan baik, masalahnya sederhana ,”JARINGAN” yah jaringan, maklum diri ini tinggal di salah satu desa yang akses jaringannya belum lancar sehingga menghambat proses pelatihan yang ada yang hanya bisa di akses dengan aplikasi zoom. Dan yang mengherankan kok bisa saya merasa begitu bersalah, rugi,dan sedih hanya karena tak bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik.

lama merenung, saya tersadar penyebap utamanya karena saya harus merogoh kocek untuk kegiatan ini sementara yang lain tidak. PIKIRAN DANGKAL. Hari ini saya tersadar, semua mimpi dan impian membutuhkan proses untuk menggapainya dengan itu kita bisa lebih menghargainya. Kadang kita sering protes pada tuhan, kenapa begitu ketat dalam memberikan ujian darinya, mungkin jawabnya sederhana, agar kita bisa lebih memahami pentingnya proses dalam menggapai impian yang kita cita-citakan sehingga jauh lebih bermakna dan berarti dalam hidupmu.

“Dasar OTAK DUITAN” gumamku dalam kesendirian