Bakul Pentol Bakar Itu Ternyata...
Wayahe...Wayahe..Tolet..Tolett
Begitulah suara Abang Bakso itu begitu menawan dan familiar. Sontak, anak-anak yang mengidolakanya seketika berkumpul mendekat. Mereka tak sabar ingin segera mencicipi bakso bakar favoritnya itu.
"Aku rongewu, Lek!" Begitu panggilan mesra anak-anak kepadanya. Yah, begitulah jika di kampung. Panggilan "Lek" itu tanda mesra dari anak-anak pada sobatnya bakul pentol bakar ini. Tak sedikitpun penjual pentol bakar itu rikuh. Malah seneng sekali tampaknya. Sepertinya, bakul pentol bakar itu sudah dekat sekali ikatan batinya dengan anak-anak.
Nama bakul itu Alek. Umurnya masih muda, sekitar 28 tahun. Dari tampangnya, sepertinya tidak berasal dari keluarga sembarangan. Wajahnya ganteng, bersih dan tidak kucel. Pakaian yang dikenakan juga bersih dan selalu berganti setiap harinya. Cara berbicara ketika berkomunikasi dengan pembeli "high class" pun tak canggung. Entah tema politik, ekonomi maupun pendidikan, Alek selalu nyambung. Anehnya, ketika bercanda dengan pembeli anak-anakpun juga tampak sangat akrab dan dekat sekali. Tak sedikitpun ada jurang pemisah diantaranya.
Rumor yang beredar, Alek ini adalah sosok terpelajar. Baru sebulan ini Alek berjualan keliling kampung. Alek ini hanya muncul ketika liburan sekolah tiba. Entah kemana ketika hari-hari biasa alek tak jualan, tak ada yang tahu. Karena memang tak satupun yang tahu di mana Alek ini tinggal. Sehingga, tak sedikit ada yang menaruh curiga.
Ada yang berpikiran bahwa Alek ini adalah intel sedang menyamar. Karena, jika melihat badanya yang berotot, Alek ini cocok jika berprofesi sebagai Polisi. Apalagi sorot matanya yang sangat tajam ketika berkomunikasi. Hal ini menambah keyakinan bahwa Alek adalah Polisi. Tapi banyak juga yang berkeyakinan bahwa Alek memang bakul pentol bakar sungguhan. Karena, dari cara meladeni pembeli itu sangat luwes dan mahir. Juga, tidak dibuat-buat atau direkayasa.
Alek hanya menjawab santai ketika ada beberapa orang yang minta konfirmasi tentang rasa penasaran mereka. Mereka selalu percaya dengan penjelasan Alek. Alek memang sosok nyang supel dan grapyak. Apalagi tampangnya yang ganteng, banyak emak-emak yang kadang ganjen. Suka mencuri-curi pandang. Tapi Alek menanggapinya santai.
Pernah ketika itu ada yang membuntutinya pulang dari jualan. Awalnya Alek tidak mengetahuinya. Namun, karena Alek ini termasuk sosok yang sangat waspada terhadap lingkungan, ia tahu. Sadar bahwa dibuntuti, Ia ancang-ancang meloloskan diri. Benar saja, ketika memasuki tikungan desa yang ramai dan berbatasan langsung dengan jalan raya, ia segera ancang-ancang dan "Wess" Dia menghilang diantara truk dan mobil pribadi yang melintas. Mereka kehilangan jejak.
Alek ini sepertinya punya hobi modifikasi motor. Terlihat dari motor gl pro neotech yang digunakanya tampak kinclong dan bertenaga. Suara mesinya sudah tidak lagi standar. Seperti sudah upgrade ke cc yang lebih tinggi. Pernah ketika tolet-toletnya ketinggalan, dia memanggil pelanggan-pelangganya dengan blayeran kas motornya. "Blarr..blar..blar",...pedes pol suaranya. Mirip suara motor-motor spek touring itu. Atau jangan-jangan Alek juga tergabung dalan club motor? Entahlah. Gak ada yang tahu.
Hingga pada suatu ketika, siapakah sebenarnya Alek ini terkuak. Kejadian ini secara tidak sengaja malah menguak siapa sebenarnya Alek ini. Waktu itu, seperti biasanya Alek berkeliling kampung menjajakan daganganya. Alek biasa mangkal di pertigaan kampung yang lalulintasnya padat. Pertigaan ini langsung terhubung dengan jalan raya lintas propinsi. Begitu sampai lokasi, Alek langsung persiapan membakar terlebih dahulu pentolnya. Karena, jika pelanggan sudah kumpul, Alek kewalahan melayani.
Tiba-tiba dari jarak sekita 3 meter terdengar suara "Pak Alek". Rupanya suara itu berasal dari segerombolan club CB dari luar kota yang sedang istirahat di sekitar tempatnya jualan. Alek segera menghampiri dan menyambutnya dengan antusias. Tak lupa dibuatkanya teman-temanya itu pentol bakar spesial buatanya. Alek dan temanya tampak sangat akrab. Seperti saudaranya sendiri. Dari sini ketahuan bahwa Alek ini juga hobi motor lawas yang diupgrade levelnya.
Tak hanya itu. Rupanya sore itu spesial buat Alek. Selain bertemu dengan teman-teman pecinta motor tua dari luar kota, Ia juga dikejutkan dengan mantan muridnya yang sudah lulus beberapa tahun yang lalu. Rupanya, mantan muridnya ini diterima bekerja di pabrik sekitar tempat jualan Alek.
Alek tak canggung dengan mantan muridnya itu. Mereka seolah bernostalgia semasa berada dalam kelas yang sama. Satu menjadi guru, dan satunya menjadi murid yang paling bandel ketika itu. alhamdulillah, bekas muridnya itu kini lebih bertanggungjawab. Dan sudah dikaruniai seorang putra dari perkawinanya dengan wanita teman kerjanya di pabrik itu.
Begitulah cerita bakul pentol bakar itu. Fenomenal dan penuh intrik.
Ini sekedar cerita. Penulis tidak bertanggungjawab atas rasa penasaran pembaca. Terlepas ini kisah nyata atau tidak, diserahkan kepada pembaca dalam menyikapi. Terimakasih.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar