Iwan Berri Prima

Seorang dokter, yang berprofesi sebagai dokter hewan pemerintah (Dokter Hewan Berwenang). Kelahiran Bantul Yogyakarta, tapi saat ini menetap di Kota Tanjungpina...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pertimbangan Pemuatan Tulisan di Kompas

Pertimbangan Pemuatan Tulisan di Kompas

Satu panggung dengan Pak Tri Agung Kristanto, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas dan Mas Yohanes Krisnawan, Editor Rubrik Opini Harian Kompas merupakan sebuah pengalaman yang tidak mungkin saya lupakan.

Kemarin, 15 Februari 2022, saya diminta oleh Ketua Umum PB PDHI, Dr. Drh. Muhammad Munawaroh, MM untuk menjadi moderator dalam acara Webinar Kompas- PDHI dengan tema" Tips dan Trik Menulis Opini di Kompas".

Sebagai penulis yang setiap hari menulis di blog, saya merasakan betul bahwa menulis di Kompas merupakan cita-cita sebagian besar penulis di Indonesia. Buktinya, menurut Mas Wawan, sapaan Mas Yohanes Krisnawan, setiap hari ada kisaran 50an naskah opini masuk ke desk Kompas. Bahkan, saat awal pandemi, tatkala orang tidak boleh pergi kemana-mana dan semua bekerja dari rumah, Kompas menerima artikel lebih dari 100an naskah setiap harinya.

Sementara itu, menurut pak Tra, sapaan akrab dari Tri Agung Kristanto, menulis di Kompas sejatinya tidak sulit. Hanya butuh mengetahui tips dan triknya saja. Karena banyak penulis yang sebenarnya isinya bagus, tetapi karena tidak memenuhi kaidah Kompas, maka tidak dimuat. Salah satu kaidah kompas adalah tulisan tidak menyinggung unsur SARA (Suku, agama, ras dan antargolongan).

Selain itu, ada beberapa hal pertimbangan pemuatan di Kompas, yakni aspek berita yang meliputi aktualitas, relevansi,signifikansi, dampak, cakupan, human interest dan kompetensi penulis.

Kemudian ada juga kebijakan news room/editorial kompas, gaya bahasa/ pengungkapan gagasan yang sesuai dengan kompas (tidak sensasional, moderat, kritis tapi diungkapkan dengan santun) dan yang terakhir, kualitas tulisan yang mencakup pada sistematika tulisan, logika, argumentasi atau analisis berbasis data/ referensi, gagasan baru dan rekomendasi.

Dijelaskan Pak Tra, ada 4 jenis rubrik yang bisa ditulis oleh masyarakat umum, yakni opini, surat pembaca, resensi buku dan kolom budaya.

Selain itu, kedepan, kompas juga berencana akan membuka rubrik baru, tentang konsultasi kesehatan hewan. Rubrik ini akan berisi tentang konsultasi dari pembaca kompas yang berkenaan dengan seputar kesehatan hewan.

Akhirnya, Semoga ini akan memacu kolega dokter hewan untuk tetap terus menulis. Semakin sering menulis, semakin baik untuk kepopuleran dan kemajuan dokter hewan Indonesia. Ayo tunggu apa lagi, segera kirim tulisan anda ke Kompas. Kalau tidak pernah mencoba, kapan tulisan kita akan dimuat?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, dok, makin inspiratif, sukses selalu

16 Feb
Balas

Sukses selalu, Pak dokter. Salam literasi

16 Feb
Balas

Mantap banget, Pak Dokter

16 Feb
Balas

Selamat ya Pak Dokter Berry. Mantap jalan menuju kesuksesan selanjutnya. Terima kasih pecerahannya. Salam sehat sukses selalu.

20 Feb
Balas

Selamat Pak dr. Iwan Berri Prima sebagai moderator Tips dan Trik Menulis Opini di Kompas. Semoga bermanfaat dan barokah

16 Feb
Balas

Mantap sekali ulasannya, Pak dokter. Salam sukses selalu!

16 Feb
Balas



search

New Post