PENGUATAN KARAKTER SISWA DALAM PROSES PEMBELAJAR DENGAN METODE BERMAIN PERAN DAN VLOG
Tantangan Gurusiana #11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menjelaskan fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dan tujuan pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengacu pada hal tersebut pendidikan harus mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter.
Pembentukan karakter siswa di Sekolah dapat dilakukan melaui proses belajar yang diterapkan oleh guru dengan mempraktikkan metode yang membuat suasana belajar menyenangkan, sehingga pembelajaran tersebut membakas pada jiwa peserta didik dan dapat memberi pengaruh yang positif yang dapat membentuk karakter siswa berintegritas, berbudi luhur, bertanggung jawab, inovatif, amanah, fatanah (jujur), keteladanan, dan lain-lain.
Media cetak dan media elektronik hampir setiap hari memuat berita tentang tawuran yang dilakukan oleh pelajar. KOMPAS.com Rabu (23/1/2019) - Aparat Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease mengamankan tiga siswa SMP di Kota Ambon, lantaran terlibat aksi tawuran. Tiga siswa SMP. masih dalam media KOMPAS.com (12/02/2019) Tiga orang pelajar berstatus siswa SMA di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), harus berurusan dengan polisi lantaran diduga mencuri laptop milik sekolahnya, SMA Negeri 1 Madapangga. POSBELITUNG.co Kamis (4/10/2018) memuat berita tentang pergaulan bebas di kalangan pelajar SMP yang siswi hamil.
Beberapa contoh kasus di atas merupakan gambaran rusaknya karakter generasi bangsa yang dipengeruhi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Pengaruh teknologi yang semakin pesat bila tidak dapat dimanfaatkan secara baik dan tidak di awasi oleh orang dewasa maka penggunaan teknologi akan menjadi sebuah media menuju rusaknya karakter generasi.
Sejauh ini kekhawatiran terbesar ialah tindakan kekerasan yang dilakukan anak anak muda, serta sikap kasar anak-anak yang lebih kecil ; mereka sering kurang hormat terhadap orang tua, guru, dan sosok-sosok lain yang berwenang . Karakter dan perilaku yang tidak terpuji yang menerpa siswa sebagaimana tersebut di atas merupakan gejala umum yang berlaku dimana-mana termasuk diindonesia.
Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh pengetahuan agama dan moral yang didapat dibangku sekolah ternyata tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat adalah begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain yang dibicarakan dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpendapat bahwa kondisi demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Proses pembelajaran cenderung mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang mempersiapkan siswa untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan kontradiktif (Zubaedi : 2011)
Menurut Mulyasa : 2011 upaya pembentukan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pembentukan moral, karena pembentukan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak atau peserta didik memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan melalui tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter lainnya.
Metode belajar dalam penguatan karakter siswa oleh setiap guru di lembaga pendidikan cukup bervariasi, hal ini disebabkan adanya perbedaan peraturan yang telah diterapkan dengan kondisi masing-masing lembaga pendidikan, dan kemampuan guru, karena itu motode yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di Madrasah harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
Berangkat dari uraian diatas saya tertarik menerapkan metode pembelajaran bermain peran dan vlog pada proses belajar siswa dengan membuat kedalam makalah yang berjudul “Penguatan Karakter Siswa Dalam Belajar Dengan menggunakan metode Bermain Peran Dan Vlog”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulisan karya tulis ini difokuskan pada Penguatan Karakter Siswa Melaui Proses Belajar Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran yaitu:
1. Pembentukan karakter apa saja yang terbentuk dari penggunaan metode bermain peran dan vlog.
2. Hambatan penggunan metode bermain peran dan vidio pada proses pembelajaran di Kelas
C. Tujuan Penulisan
Beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Sebagai motivasi pribadi dalam meningkatkan kinerja.
2. Sebagai implimentasi budaya literasi di lingkungan Madrasah
D. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah pemahaman tentang penerapan metode pembelajaran dalam penguatan karakter siswa, khususnya dilingkungan Madrasah.
2. Mengasah kemampuan penulisan karya ilmiah.
3. Dapat menjadi referinsi bagi teman sejawat tentang penerapan metode bermain peran dan vlog dalam proses pembelajaran di Madrasah.
Bersambung Bab II
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar