Ita khairani

Bismillahirrahmanirrahim Saya Ita Khairani guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 24 Aceh Timur. Provinsi Aceh.Menjadi guru dari tahun 2002 sampai seka...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENGUATAN KARAKTER SISWA DALAM PROSES PEMBELAJAR DENGAN METODE BERMAIN PERAN DAN VLOG

Tantangan Gurusiana #hari ke 15

Sambung....

Penguatan karakter di sekolah adalah menjadi tanggung jawab guru kerana dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, malakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam filsafat Islam (Rasyidin; 2008) menjelaskan bahwa guru merupakan orang yang berusahan mencerdaskan peserta didik, menghilangkan ketidak tahuan atau memberantas kebodohan mereka, melatih ketrampilan kepada peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, serta mengajarkan apa yang belum diketahui peserta didik.

Mendidik merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermoral menuju era globalisasi yang penuh persaingan dan tantangan sehingga pendidikan menjadi sesuatu yang mendasar bagi setiap individu dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan keterampilan maka diadakan proses belajar mengajar yang bertujuan pengutan karakter.

Karakter juga dipahami sebagai perangkat ciri perilaku yang melekat pada diri seseorang yang menggambarkan tentang keberadaaan dirinya kepada orang lain. Sikap itu tercermin dalam perilaku ketika melaksanakan berbagai aktivitas, apakah dapat secara efektif mematuhi hukum yang berlaku atau tidak (Kurtus:2009). Walaupun perilaku sering dihubungkan dengan keperibadian. Kepribadian pada dasarnya merupakan sifat bawaan, sedangakan karakter terdiri atas perilaku-perilaku yang diperoleh dari proses belajar (Muhammad Yumi;2014)

Berdasarkan uraian diatas maka karakter siswa merupakan internalisasi nilai-nilai yang mengarah kepada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh baik bersifat positif sehingga mendapatkan kepercayaan dan loyalitas, dan hendaknya nilai karakter tersebut dapat di aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari oleh siswa.

A. Metode Bermain Peran Dan Vidio

Dalam jurnal Pendidikan Anak, voume III, edisi I, Juni 2014 metode bermain peran metode yang dilakukan dengan memperagakan suatu kegiatan secara singkat dengan tekanan utama pada karakter/sifat seseorang perilaku, membantu para siswa mengumpulkan dan mengorganisasikan isu-isu moral dan sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain, (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2004)

Metode bermain peran merupakan suatu metode pembelajaran dengan seolah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Wahab (2009: 109) mengatakan bahwa: “Bermain peran adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu....”. Uno (2011: 26) menuturkan bahwa “metode bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok”. Sejalan dengan dua tokoh diatas, Aunurrahman (2011: 155) menuturkan mengenai metode bermain peran bahwa:...metode bermain peran dirancang khususnya untuk membantu siswa mempelajari nilai-nilai sosial dan moral dan pencerminannya dalam berupaya memperbaiki keterampilan sosial.

Pada penelitian skripsi Sdr. Ika Nafisatur Rochaniah “keefektifan metode bermain peran dalam pembelajaran keterampilan bercerita siswa kelas VII SMP” Menurut Zain dan Djamarah (2002: 67), metode bermain peran mempunyai beberapa kelebihan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Siswa melatih dirinya memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.

2) Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.

3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.

4) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.

5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab dengan sesamanya.

Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami orang lain.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waw sangat baik paparannya.Barakallah fik

10 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih

14 Feb



search

New Post