Implimentasi Nilai Anti Korupsi Dalam Proses Pembelajaran
Tantangan Gurusiana#hari ke 28
Era Globalisasi yang semakin canggih menggiring manusia untuk mengikuti keinginannya terhadap hawa nafsu duniawi. Dampaknya adalah melahirkan manusia yang lebih dominan bersifat negatif baik itu hedonis, matrialis, egois, anarkis, dan koruptif. Banyak media massa baik media cetak atau elekronik bemberitakan tindak kriminal yang terjadi dimasyarakat, dari pembunuhan, pelecehan sexsual, pemerkosaan, maraknya perdagangan narkoba, tawuran antar pelajar, dan tindak pidana korupsi yang merugikan negara. Selain itu bencana alam juga kerap terjadi (gempa bumi, Stunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya).
Fenomena lain juga kerap kita jumpai di tenggah kehidupan masyarakat, diantaranya penerobosan rambu lalu lintas, tidak berjalannya budaya antri, buang sampah sembarang tempat, pelayanan pablik plus pelicin, kebocoran soal ujian, penebangan liar, perusakan ingkungan, dan lainnya. Kenyatan tersebut menunjukan bahwa negara kita Indonesia sudah berada pada penyikit super kronis yang sangat memprihatinkan, sehingga menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari sifat negatif (hedonis, matrialis, egois, anarkis, dan kuruptif. Maka untuk membendung agar tidak semakin rusaknya moral generasi bangsa, salah satu solusi yang dapat di jadikan alternatif adalah melalui pendidikan anti kurupsi pada ranah pendidikan di sekolah.
Sekolah sebagai pusat pendidikan dapat melaksanakan implimentasi nilai antikorupsi, terutama dalam mem-budayakan perilaku antikorupsi terhadap setiap individu yang berada di lingkungan akademik sebagai teladan. Selain itu pendidik/guru juga dapat menerapkan nilai anti kurupsi dalam proses pembelajaran yang di integrasikan kedalam mata pelajaran untuk di ajarkan kepada peserta didik. Pendidik harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu (curiosty) siswa tentang urgensi materi ini, sehingga mereka mampu menjauhi perilaku koruptif. Karena Pada hakikatnya, pendidikan bukan hanya mencerdaskan akal semata , akan tetapi harus mampu mendidik spiritual dan emosianal peserta didik sehingga terbentuk karakter peserta didik yang mampu menerapkan nilai-niai integritas didalam kehidupan sehari-hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar