Ita khairani

Bismillahirrahmanirrahim Saya Ita Khairani guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 24 Aceh Timur. Provinsi Aceh.Menjadi guru dari tahun 2002 sampai seka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Biasakan Bercermin
Biasakan Bercermin

Biasakan Bercermin

Oleh: Ita Khairani

Tantangan Gurusiana# Hari ke 6

Tindakan kebiasaan bercermin adalah melihat stel sudah rapikah pakaian yang kita kenakan, serasikah stelan, senada antara kostum dan stel rambut dan melihat riasan wajah sudah ok kah. Atau perlu di ganti dengan stelan busana lain, dikurangi/ditambahi riasan. Itu adalah tidak lain hanya dengan tujuan agar terlihat sempurna.

Namun itu hanyalah kondisi bercermin secara kasat mata. Hanya sekedar melihat kesempurnaan penampilan luar nya saja.

Kondisi lain bercermin juga bisa di analogikan sebagai instrospeksi diri, dimana kita bisa berkaca melihat siapa diri kita ini sesungguhnya, sudah benarkah tindak tanduk, kebiasaan, dan semua tingkah laku yang kita lakukan sudah benar, sesuai norma, adat, dan budaya disekitar.

Artinya sudah benarkah hubungan kita dengan Allah azawajalla (aktifitas ibadah, keikhlasan hati, dan terus berusaha membersihkan diri dari semua penyakit hati).

Keadaan bercermin lainnnya adalah kondisi kita memperlakukan orang lain. Dalam hal memperlakukan orang lain tentu akan sama apa yang kita perbuat kepada orang lain, kita juga akan merasakan hal itu.

Ketika kita tidak pernah bersikap respek kepada orang lain, kemungkinan besar kita akan mengatakan wajarlah aku bersikap begitu karena dia itu begani bengini dengan beribu macam alibi pembenaran.

Namun kondisi akan berbanding terbalik ketika ada orang yang bersikap tidak respek, acuh tak acuh kepada kita, maka kita anggap orang itu sombong, angkuh, zalim, tidak adil dan segala sumpah serapah karena ketidak kenyaman itu menimpa kita.

Kondisi lain dalam bercermin adalah seringnya cerminan itu di hadapkan terbalik sehingga yang nampak hanya kekurangan kesalahan, dan aib orang lain, alhasil hanya semakin tajam dan jelas melihat semut diseberang lautan, gajah di pelupuk mata tidak tampak.

Maka untuk itu kita harus kembali membiasakan diri bercermin karena bercermin itu adalah melihat gambaran dengan mata hati, dan dengan segala alam sadar akal pikiran, sehingga kita dapat mengontrol diri agar tidak hanya menghadapkan cermin kepada orang lain. Karena itulah biasakan diri bercermin melihat semua kekurangan dan kesalahan diri, agar dapat di perbaiki menjadi sebagai review atau ulasan kilas balik tentang tindak tanduk, agar kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Semoga semakin pandai Kuta bercermin sehingga tawadhu menjadi pakaian kita

01 Feb
Balas

Keren. Sukses selalu ya Bund.

01 Feb
Balas

Mantap betul. Bravo.

02 Feb
Balas



search

New Post