Nimra ikhsan

Saya adalah seorang guru TK di sebuah TK Swasta di Kota Dumai Riau...Moto saya dalam hidup "Syukuri nikmatNya...Niscaya akan bertambah... jangan diingkari karen...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dua Hati Satu Jiwa

Dua Hati Satu Jiwa

Kedatangan Aku kali ini berbeda dengan kedatangan sebelumnya, sekarang aku harus memilih diantara dua, kedamaian atau kesenangan.

Semua orang perlu kesenangan tapi kalau hati tidak damai kesenangan hanya tinggal nama saja, begitu juga kalau pilih kedamaian tentu harus juga merasa senang.

Dilema dalam menentukan pilihan kembali datang di usiaku yang genap 27 tahun hari ini, tapi dikampungku tidak ada yang mengingat hari lahirku, tidak ayah dan juga tidak ibuku karena tanggal lahir mereka pun mereka tak tau.

Itu tidak menjadi masalah berat dalam hidupku saat ini yang sering dibilang "baper" alias terbawa perasaan, karena dari kecil memang tak pernah ada yang mengingat hari lahirku, apalagi di kampung kecil seperti ini.

Aku kembali lagi sendiri,di kamar yang hanya ditemani lampu 5 watt, tak lama terdengar suara pintu, perlahan terdengar suara Ibuku"bagaimana Tam kamu pilih yang mana? "" Aku bingung kalau sudah disuruh memilih diantara dua seperti ini.

"Ibu aku jawabnya besok saja ya... aku ingin sendiri dulu"" kesempatan itu tidak datang dua kali nak, kamu harus nentuin apa yang menurut hati mu benar, ya sudah selamat tidur ya...! "Aku hanya terdiam mendengar kata Ibu.

Berputar kiri dan balik lagi ke kanan,kantuk tak kunjung menghampiriku, malam ini sungguh terasa sangat sepi walaupun terdengar bising suara kodok yang berdendang sesudah hujan lebat mengguyur kampungku sore tadi,tak lama terdengar suara tiang listrik dipukul dua kali menandakan sudah pukul dua malam.

"Kukuruyuk.... "terdengar suara ayam jago ayah yang rutin membangun kan orang setiap pagi, ternyata aku berhasil juga tertidur malam tadi setelah bunyi tiang listrik dipukul dua kali.

Setelah mandi dan sarapan singkong rebus yang dipanen dari kebun sendiri, Aku minta izin Ibu untuk pergi berjalan jalan keliling kampung, maklum orang pulang dari rantau kalau tak dikunjungi dibilang sombong, dikunjungi dibilang pamer, ya sudah tak perlu dengar kata orang intinya niatku hanya pergi bersilaturrahmi.

" hai calon mantu kapan sampai? tak singgah lihat si Rosni?" " kemarin pagi tek, nanti singgah tek, mau jalan jalan keliling dulu," Aku menyalami Ibu dari temanku, yang sudah kuanggap seperti ibu sendiri, Rosni adalah teman satu SMP ku dulu... kami sering dibilang pacaran karena kami sangat akrab, tapi kabarnya sekarang Rosni sudah jadi bidan di kampungku, "Rosni apa kabar tek, masih bertugas di sini tek?" "masihlah mau kemana lagi..""Owh... ya udah tek pamit dulu ya...! "Aku berpamitan dengan tek eti dan melanjutkan perjalananku.

Damai dan tenang rasanya di kampung, semua nya terasa asri, udara nya segar ditambah dengan kicauan burung yang saling bersahutan, apa aku harus memilih tinggal dikampung, sementara di kota usahaku lumayan bagus dan pendapatannya lumayan bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

"Tamrin kapan sampai di sini,kok nggak hubungi aku... "terdengar suara yang tak asing lagi ditelingaku menyapa dari belakang, benar dugaanku itu Rosni tepatnya sekarang bidan Rosni" eh Ibu bidan, apa kabar? "" ah kamu kamu ini Tam, biasa aja lagi Tam, tak usah gitu, "biasa dengan gayanya yang malu-malu, tapi lebih dewasa dan lebih manis," kapan lagi mau makan enaknya nih? "Aku menggodanya, sebenarnya dalam hati mau tanya apa sudah punya calon suami atau belum," bentar lagi Tam tunggu aja undangannya"masih dengan gaya yang malu-malu, masa SMP dengan sekarang jauh berbeda, kok rasanya agak canggung ya,mungkin hawa dewasa yang sering dibilang orang masa puber,tapi mungkin itu sudah kadaluarsa buatku di usiaku yang sudah setua ini, karena teman teman di kampung rata-rata sudah menikah dan mempunyai anak.

"Tam kamu masih lama dikampung?"Pertanyaan Rosni membuyarkan lamunanku" apa Ros, iya mungkin lama, soalnya Ibu suruh aku tinggal di kampung aja, dan buka usaha di kampung karena bapak sekarang sering sakit-sakitan, tapi Aku masih bingung""baguslah kalau begitu... mm.. apa ada alasan lain kamu ragu untuk tinggal di kampung, apa ada yang menunggu disana? " pertanyaan seperti apa ini, Aku sudah tau maksud pertanyaannya" enggak ah Rosni bisa aja"Aku pun jadi tersipu malu, "ya udah Ros, Aku pamit dulu ya Ibu nunggu Aku dirumah" "ya Tam aku juga mau pulang, Ibu juga suruh Aku pulang katanya ada yang mau dibicarakan",Rosni pun berlalu dari hadapanku.

Aku melanjutkan perjalananku, tapi entah mengapa pikiranku terbayang akan jawaban Rosni tadi, tentang tunggu aja undangan nya," apakah dia mau menikah? "kalau Rosni menikah tinggal Akulah satu-satunya teman satu SMPku yang belum menikah, hatiku bingung dan bimbang karena sebenarnya Aku sudah lama menyukai Rosni, tetapi Aku tidak berani menyampaikan kepadanya, apalagi sekarang Dia sudah jadi bidan, pasti Dia mau memilih orang yang sepadan dengannya, bukan seperti aku walaupun Aku Sarjana Ekonomi, tapi Aku hanya punya usaha kecil - kecilan dan tak punya kerja tetap.

"Assalamualaikum...! "Aku sampai di rumah dengan sambutan senyum manis dari ayah dan Ibuku" Waalaikum salam, kamu dari mana aja Tam, Ayah dan Ibu sudah lama menunggu kamu, bagaimana keputusan nya, tetap mau balik ke rantau atau mau Ibu carikan jodoh disini?, kamu sudah 27 tahun Tam, kamu harus memikirkan masa depanmu, apa yang kamu tunggu lagi, sama aja di kota atau di desa yang penting kita jalani dengan ikhlas pasti Allah akan memberikan nikmat nya kepada kita... "begini lah ibuku kalau sudah mulai bicara panjang dan lebar, tetapi kata Ibu ada benarnya" ya udah Tamrin Ikut apa kata Ibu dan Ayah saja" "Alhamdulillah... kalau begitu nanti malam kamu harus berpakaian rapi kita mau ke rumah seseorang, "" mau kemana bu? "melamar calon istri kamu" tanpa basa basi Ibu menjawab dengan spontan, Akupun terkejut "Hah... secepat itu?".

Aku jadi penasaran siapa calon istri yang disediakan Ibu untukku, Aku sudah capek diceramahi terus tentang nikah, kalau di rantau melalui telepon, kalau disini apalagi panjang x lebar = Luas dong... ya memang kalau diukur mungkin sangat luas nasehat Ibu dan Bapak untukku wabil khusus masalah menikah.

Malam terasa cepat sekali datang hari ini, Aku sebenarnya masih belum mau menikah, tapi sudahlah Rosni yang aku harap sudahpun memiliki jodoh, bukankah berbakti kepada orang tua itu kewajiban, semoga saja pilihan Ibu tidak salah.

"Ayo Tamrin kamu sudah siap?,nanti kelamaan menunggu orangnya, "Ibu sudah mulai memanggilku, Aku makin penasaran," udah bu, ayo kita pergi...! "Kami pun berjalan menuju rumah gadis pilihan Ibuku, tetapi kenapa rasanya aku kenal dengan jalan ini, ya ini jalan ke rumah Rosni," apa aku mau dijodohkan dengan Rosa adeknya Rosni? "Tam... Tamrin ayo masuk" Ibu mengejutkan lamunanku"eh... iya bu"

Kami masuk ke rumah itu,yang tentu tidak asing lagi bagiku, rumah yang sama tempat kami bermain dulu, yang berbeda hanya catnya yang masih baru, mungkin untuk hari pernikahan Rosni, Rosni dan Rosa duduk di depan ku, mataku menatap rosa gadis kecil yang dulu kukenal sekarang sudah menjadi wanita dewasa, Dia juga cantik seperti kakaknya"Tam kamu setuju menikah dengan anak ibu? "" pertanyaan tek eti, ibunya Rosni" "mm...dengan siapa tek...? "" ya dengan Rosnilah kenapa, apa kamu maunya sama Rosa? " tek etimenggodaku, Aku terkejut bercampur senang dan ucap syukur kepada Allah karena akhirnya keinginan hatiku dikabulkan Allah secepat ini, "terima kasih ya Allah, mau tek" jawabku tanpa pikir panjang, karena memang inilah yang kuinginkan selama ini, Aku sangat senang dan bercampur haru ternyata orang tua kami telah lama ingin menyatukan kami, dan ternyata Rosni sudah mengetahui semua rencana ini, hanya aku yang dikejutkan oleh berita ini, Rosni tersenyum padaku senyum yang paling manis dari biasanya paling tidak itulah yang kurasa saat ini, mungkin karena dia sudah kupinang dengan bismillah dan bulan depan kami akan menikah, inilah pilihanku, pilihan terbaik yang dipilihkan Allah untukku, hari ini aku terlepas dari dilema"Dua hati satu jiwa".

TAMAT

~N¡mraIk#san~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sahabat gurusiana,... mohon komennya ya, mengenai isi ataupun judul yang kurang sesuai... terima kasih...! :-) ;~)

28 Aug
Balas

selamat..bahagianya kalo ada di dunia nyata, tidak sama dengan taqdirku

05 Dec
Balas



search

New Post