Tantangan Hari Ke-348, #TantanganGurusiana

.

Aku terkejut mendengar keributan yang terjadi tepat di bangku bagian depanku. Seorang kondektur kereta berdiri di tengah lorong gerbong kereta sambil fokus memandang ponselnya. Dudukku segera kuatur, lebih tegak daripada posisi miring ke jendela kereta tadi. Kuperhatikan apa yang terjadi pada Pak Kondektur dan penumpang tersebut.

“Iya, Ibu, saya hanya ingin memerikasa tiket kereta Ibu,” ujar Pak Kondektur.

“Maaf, Pak, la ini tadi tiketnya dibuat mainan, lho, sama anak saya. entah itu ke mana tiketny.” Terdengar suara seorang wanita paruh baya.

“Jangan menyalahkan anaknya, Bu. Anak Ibu masih kecil, mana paham dengan tiket yang penting atau tidak. Seharusnya kan tiket tetap Ibu pegang samapi ibu turun dari kereta nanti,” lanjut Pak Kondektur.

Penumpang lain, termasuk aku, hanya bisa mendengarkan dan menatap Pak Kondektur dan penumpang perempuan itu bergantian. Tak ada yang bisa membantu atau berbicara. Tiba-tiba, susanan menjadi sangat hening.

“Silakan dicari dulu, Bu. Kalau tidak ketemu, mohon maaf, dengan terpaksa Ibu akan kami turunkan di stasiun terdekat,” ucap Pak Kondektur.

Si ibu tampaknya kebingungan. Dua anaknya yang masih kecil tak tahu apa yang sedang terjadi. Pak Kondektur berjalan meninggalkan gerbong yang kutempati, entah beralih ke gerbong depanku.

(bersambung)