Objek, Pelengkap, dan Keterangan
Tantangan Hari Ke-119, #TantanganGurusiana
.
Hakikatnya, rangkaian beberapa kata yang diakhiri tanda titik, seru, tanya, atau bernada final akan menjadi sebuah kalimat. Kita mengenal beberapa unsur kalimat: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat, sekurang-kurangnya, harus terdiri atas subjek dan predikat. Objek, pelengkap, atau keterangan merupakan unsur manasuka saat menuliskan sebuah kalimat, tergantung kebutuhan.
Hampir semua orang memahami mana yang merupakan subjek, mana yang merupakan predikat dalam sebuah kalimat. Subjek biasanya ditandai dengan nomina berupa orang atau benda (apa atau siapa). Subjek tidak didahului oleh kata depan. Subjek bisa diikuti kata bahwa, itu, atau yang. Sementara itu, predikat biasanya ditandai dengan penggunaan verba; penggunaan kata adalah, ialah, atau merupakan; penggunaan pengingkaran: tidak atau bukan, atau ditandai dengan kata beraspek/modalitas: telah, ingin.
Nah, yang sering menjadi permasalahan adalah tataran unsur objek, pelengkap, atau keterangan. Bagaimana cara membedakan ketiganya? Apalagi objek dan pelengkap keberadaannya sama-sama mengikuti predikat. Mari kita perhatikan contoh kalimat berikut.
Gadis berbaju merah itu membaca buku di kebun.
Posisi subjek terletak pada frasa gadis berbaju merah itu. Predikat kalimat tersebut adalah membaca. Sementara itu, buku merupakan objek kalimat. Mengapa buku merupakan objek bukan pelengkap? Ciri-ciri objek dalam sebuah kalimat adalah letaknya tepat setelah predikat. Selain itu, objek tersebut dapat diubah menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kata buku bisa bertukar posisi menjadi subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Buku dibaca gadis berbaju merah itu.
Kata di kebun pada kalimat tersebut menunjukkan keterangan tempat. Mengapa disebut sebagai keterangan? Keterangan didahului oleh kata depan/hubung. Selain itu, keterangan bisa dipindah-pindah letaknya. Bisa sebelum subjek, sebelum predikat, setelah objek/pelengkap, yang penting tidak di antara predikat dan objek/pelengkap. Kalimat tersebut dapat diubah susunannya menjadi:
1. Di kebun gadis berbaju merah itu membaca buku. √
2. Gadis berbaju merah itu di kebun membaca buku. √
(masih berterima, tergantung gaya masing-masing penulis)
3. Gadis berbaju merah itu membaca di kebun buku. X
Lalu, bagaimana dengan unsur pelengkap? Pelengkap terletak setelah predikat atau objek. Pelengkap tidak bisa bertukar posisi menjadi objek saat kalimat diubah menjadi bentuk pasif. Pelengkap tidak didahului oleh kata depan. Jika dalam sebuah kalimat predikatnya adalah, ialah, merupakan, atau menjadi, kata selanjutnya adalah pelengkap, bukan objek. Misalnya dalam kalimat dia menjadi guru, kata guru adalah pelengkap. Kalimat tersebut tidak mungkin diubah menjadi guru dijadikan dia.
Cukup mudah bukan membedakan objek, pelengkap, dan keterangan? Sintaksis Bahasa Indonesia memang gampang-gampang susah. Akan tetapi, pembelajaran kalimat beserta unsur-unsurnya ini sungguh menarik (setidaknya bagi saya). Kita bisa mempelajari perangkaian dan seluk beluk kalimat di dalamnya. Selamat berakhir pekan!***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar