Seakan Mati
Mulut ini mengatup menyimpan sejuta aksara terpendam
Bulir di mata tiada henti bergulir
Jatuh membasah di wajah
Syairku membisu menahan semua gejolak yang membara
Rasa yang indah melempar aku begitu jauh hingga sampai pada lorong kesunyian
Ketulusan yang terhapus membuat dada ini sesak
Kukira takdir kepergianmu menjadi hal yang paling menyakitkan
Ternyata jatuh hati padanya jauh lebih sakit.
Aku mengabaikan sgalanya hingga pada akhirnya tenggelam ditempat yg tak kukenali
Hati seakan mati tak bertuan...
Tak bisakah aku kembali?
Cukup aku menangisi kamu yang tiada.
Bulir Embun//15 Mei 2021
Ternyata Mei kali ini masih membuat aku patah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang indah
Terimakasih bukSalam sastra...
Terimakasih bukSalam sastra...
Terimakasih bukSalam sastra...