Semangat pagi, Manteman!

Apakah anda pernah merasakan minum kopi?

Kopi manis, pahit, atau sedang-sedang saja?

Sudah berapa banyak kopi produk lokal Indonesia yang anda nikmati?

Jangan bangga minum secangkir kopi S******k (yang harganya melebihi upah buruh bangunan selama sehari) bila belum merasakan sensasi pahit kopi hitam “Kupu-kupu” dari Rangkasbitung. Cukup dengan dua ribu rupiah, anda bisa menikmati indahnya Balong Ranca Lentah sambil mancing ikan (free) sepuasnya di Rangkasbitung.

Pagi hari ini, sekira pukul delapan ada kiriman piagam dari Mas Pemred MG sebagai penghargaan ikut serta program No Baper. Pada edisi 19 ini mengusung genre cerpen romantis dengan tema Kopi & Kerinduan. Bukunya sudah kelar proses penerbitannya. Tinggal nunggu paket buku dikirim dari Surabaya. Jangan lupa ongkirnya prabayar.

Lebih dari delapan puluh penulis No Baper mengungkapkan kerinduannya dalam secangkir kopi favoritnya.

Berikut saya kutip sebagian pengantar dari Mas Pemred:

Menurut saya, jika cinta merupakan bahasa yang paling universal, maka kopi adalah cara paling indah untuk menggambarkan cinta yang begitu dalam. Juga tulus.

Dalam Filosofi Kopi, tokoh Ben mengucapkan kalimat yang menurut saya sangat epic. ”Kopi yang baik akan selalu menemukan penikmatnya…”

Buku ini benar-benar nikmat dibaca. Senikmat segelas kopi tanpa gula. Hingga pada akhirnya kita insaf bahwa hitam tidak selalu kotor dan pahit tak selalu menyisakan kesedihan.

Eko Prasetyo

Pemred MediaGuru

Pahit, asam, tawar atau manis kehidupan yang anda rasakan tuangkanlah dalam wujud karya literasi yang anda kuasai/sukai. Jangan dipendam dan ditanggung sendiri rasanya. Ayo gabung bersama KB/TK (Komunitas Belajar/Tertib & Keren) dijamin No Baper.

Graha Pasir Ona, 21 Agustus 2022