Isak Isnain

Salam Literasi ! Aku lahir dan dibesarkan di kota Semarang, Jawa Tengah, tepatnya 10 Januari 1966. Mengenyam pendidikan dari TK, SD, dan SMP di sekolah swasta ...

Selengkapnya
Navigasi Web
OLD & NEW

OLD & NEW

Persediaan air minum di rumah anda yang siap minum apa ? Dispenser, air dalam kulkas, atau teko/ceret ? Di masa sekarang sudah jarang yang menggunakan tempat persediaan air minum berupa "kendi". Lebih banyak tersedia dalam galon yang terpasang pada dispenser karena dianggap lebih praktis ada setelan air panas, dingin, dan warm. Namun di daerah tertentu seperti Borobudur, dan Prambanan tempat belanja souvenir masih banyak yang menjual kendi. Kalau anda pernah lewat jalan raya Tuntang (antara Salatiga - Ambarawa) banyak juga tersedia perabot rumah tangga dari tanah/gerabah termasuk kendi. Bahkan jika di Yogyakarta ada daerah khusus pengrajin gerabah.

Kendi adalah wadah penyimpan air minum. Memiliki badan yang membulat dengan leher relatif tinggi sebagai pegangan yang sekaligus berfungsi sebagai saluran air. Bagian dasar kendi rata, baik yang membentuk kaki maupun tidak. Pada umumnya kendi dibuat dari tanah liat dan keramik.

Kendi dikenal di seluruh dunia dan berkembang di Mesir, China, Jepang, Thailand, dan Indonesia. Sebutan 'kendi' pada umumnya dikenal di seluruh Asia Tenggara. Kata kendi berasal dari bahasa Sansekerta (dari India) yakni kundika yang artinya 'wadah air minum'. Dalam ikonografi Hindu 'kundika' merupakan atribut dari Dewa Brahma dan Dewa Siwa. Sedangkan pada agama Budha, 'kundika' merupakan atribut Awalokiteswara dan peziarah Budha juga membawa 'kundika' yang dianggap sebagai salah satu dari delapan belas wadah suci yang dibawa seorang rahib dalam perjalanannya mencari kitab suci.

Ada dua jenis kendi, yaitu kendi bercorot dan kendi tanpa corot. Kendi bercorot adalah semua kendi yang memiliki saluran air mirip pipa berukuran kecil pada bagian bahu, jumlahnya bisa satu atau lebih. Pada kendi tanpa corot fungsi pipa sebagai jalan keluarnya air digantikan oleh bagian leher yang berdiameter lebih besar. Sejenis kendi dengan corot satu atau lebih, tetapi hanya salah satunya yang memiliki lubang disebut kendi maling

Sebutan kendi di Indonesia bermacam-macam khususnya untuk kendi tanpa corot (kendi seperti buah labu/botol). Di Sumatra Barat wadah ini disebut labu tanah, di Jawa ada yang menyebutnya gogok, atau glogok yang katanya berasal dari bunyi yang keluar saat air dituang, di Batak disebut kandi, di Bali disebut kundi atau caratan, di Sulawesi Selatan busu, di Aceh geupet bahlaboh dan di Lampung disebut hibu.

Meskipun kendi-kendi gerabah telah dibuat di banyak tempat di Indonesia sejak zaman prasejarah, tetapi kendi secara khusus sebagai wadah air yang menuang dari corotnya, baru dikenal pada abad ke-9 di Jawa. Hal ini dapat ditemukan pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur pada teras Kamadhatu. Di Candi Borobudur yang dibangun sekitar tahun 800 M, memperlihatkan kedua bentuk tersebut.

Kendi memiliki dua macam jenis yaitu polos dan bercorak. Kendi biasanya dimanfaatkan untuk minum dan upacara adat Jawa. Orang Mesir membuat kendi yang diukir menurut budayanya. Orang China membuat kendi yang bercorak gambar naga. Orang Thailand membuat dua jenis kendi, polos dan bercorak. Orang Indonesia membuat kendi polos, tetapi memiliki gagang untuk diangkat.

Namun secara umum kendi mengambil bentuk buah labu sebagai inspirasi penciptaan. Hal ini dimungkinkan, mengingat buah labu yang dikeringkan merupakan salah satu wadah air yang pertama-tama digunakan sebelum orang memakai gerabah. Wadah air minum gerabah yang awal diduga meniru bentuk buah tersebut, sampai saat ini masih dibuat dan diciptakan seperti di daerah-daerah di Sulawesi.

Sebenarnya bentuk kendi-kendi yang ada saat ini, tidak jauh berbeda dengan kendi masa lampau. Mungkin variasinya saja yang membedakan. Akan tetapi bilamana diamati secara umum terdapat dua bentuk dasar yakni pertama berbentuk botol, berbadan bulat dan berleher, fungsi leher sebagai tempat mengisi dan menuangkan air. Yang kedua berbadan bulat, berleher dan bercorot. Kedua bentuk ini telah banyak ditemukan pada beberapa situs prasejarah sebelum abad ke-4, dan kedua bentuk tersebut sampai saat ini masih dibuat dan dipergunakan oleh masyarakat.

Sumber tulisan dan gambar :

- http://mmzbukuindah.blogspot.com/2017/03/

- id.wikipedia.org

- Kompas.com

(Rangkasbitung - 26022021)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren dan unik. Sehat dan sukses selalu Bapak

27 Feb
Balas

Terima kasih Bu Elvina. Salam sukses dan sehat selalu.

28 Feb

Mantab bu. Keren banget ulasannya. Sukses Selalu dan salam literasi.

27 Feb
Balas

Maaf salah ketik pak e. Heheheh, gagal fokus.

27 Feb

Terima kasih Pak Rusman. Salam sukses dan sehat selalu.

28 Feb

Kendi dari tanah liat airnya serasa dari kulkas deh menurut saya bun enak..

27 Feb
Balas

Betul. Dingin menyegarkan. Terima kasih Bu Andi Alnillah. Salam sukses dan sehat selalu.

28 Feb

Mantap keren lengkap ulasannya tentang Kendi...ya waktu kecil (TK) pernah minum mencicipi pakai kendi

27 Feb
Balas

Wow... daku sampai SMP menikmati air kendi. Terima kasih Bu Ida. Salam sukses dan sehat selalu.

28 Feb

Jadi tahu banyak hal tentang kendi.

27 Feb
Balas

Terima kasih Bu Ifah. Salam sukses dan sehat selalu.

28 Feb



search

New Post