Diam
Diam
“Kamu yang telah gagal meraih mimpi, janganlah sampai gagal menikmati hidup ini. Berdamailah pada kenyataan dan maafkanlah dirimu atas segala tindakan. Bangunlah kepercayaan, akan ada banyak mimpi yang lebih besar dan lebih baik daripada mimpi yang pernah kamu alami.” Begitu suara batinku yang tiba-tiba saja menjadi bijaksana, menjadi penasehat untuk diriku yang tengah berputus asa.
Aku putus asa karena lakumu yang telah meninggalkan rasa yang tidak nyaman dan begitu mendalam. Rasa itu bersemayam dalam tabir yang tak pernah terungkapkan.
Kini, aku tak ingin lagi mengingat semuanya, terutama kata-katamu yang berisi janji manis. Kata-kata yang telah membuat aku lelah dan terdiam. Dan memang, diam adalah suatu pilihan yang tepat saat ini. Karena percuma saja aku berkata, bila ujung-ujungnya akan membuat kau ataupun aku terluka.
Pariaman, 10 Juni 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar