Lubna dan Dunianya
1//
Lubna dan boneka kecilnya
Bermain bersama di lantai depan ruang keluarga
Bapaknya serius membaca timeline berita
Ibunya fokus kejar tayang drama Korea
Lubna dan boneka kecilnya
Ditemani televisi yang bernyanyi untuknya
Bapaknya sibuk bercanda dengan kawan jauhnya
Ibunya asik mencari diskon belanja maya
2//
Lubna dan boneka kecilnya
Mereka saling bertukar asa berbagi rasa
Sebab lingkungan yang mulai acuh melupa
Dan waktu tetap berjalan mendewasa
Lalu, Lubna bosan dengan bonekanya
Dia pergi berdiam diri di kamarnya
Menutup rapat mengunci segala rahasianya
Masuk ke dunia yang tiada seorang pun bisa menjangkaunya
3//
Lubna bahagia dengan dunianya
Bebas lepas berbicara pada dirinya sendiri
Bebas berteriak berontak mengungkapkan ribuan ekspresi
Sebab bapak ibunya cuek enggan mengedukasi
Lubna bahagia dengan dunianya
Tak butuh orang untuk mendengarkannya
Sebab bapak telah mengajarinya menikmati keterasingan
Sebab ibu telah membiarkannya memupuk kesepian
4//
Lubna sudah bahagia dengan dunianya
Tak perlu makan enak pakaian bagus bahkan emas
Cukup melihat bapaknya kini mulai cemas
Dan menertawai tubuh ibunya yang mulai lemas
#postingan1
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Maaf, maksudnya, Pak
Trimakasih bapak, mohon bimbingannya, masih belajar banyak
Kasihan Lubna. Korban perhatian orang tua yang tersita oleh gawai
Terimakasih ibu, mohon bimbingannya, masih butuh banyak belajar
Kasihan Lubna, korban keegoisan orangtua. salam kenal Pak. izin follow.
Trimakasih Bu berkenan membaca puisi saya, mohon bimbingan masih belajar
Sama Pak. Saya juga masih belajar
Repetisi yang digunakan begitu indah dengan makna yang begitu dalam. Kiasannya pun menawan. Isinya memikat. Pak Irwan, puisinya zuper duper. Sangat berkelas.
Trimakasih ibu apresiasinya, sudah berkenan membaca puisi saya, mohon bimbingannya agar bisa lebih baik