MEMBACA, DIPENGARUHI ATAU MENGKRITISI BACAAN
Seorang dosen dari salah satu universitas di Malang pernah berkata bahwa ketika kita membaca sesuatu, hendaknya kita tidak hanya dipengaruhi oleh isi bacaan saja, tetapi dapat juga mengkritisi isi bacaan tersebut. Mengkritisi sebuah bacaan bukan berarti sekadar mengkritik atau mencari-cari kesalahan dalam bacaan yang dibaca. Mengkritisi merupakan sebuah usaha untuk dapat memahami isi bacaan secara cermat, serta menganalisisnya.
Cek dan ricek atau memeriksa kembali informasi yang kita dapatkan dari bacaan juga sangat diperlukan. Misalnya, pada sebuah bacaan kita bisa mencari pembanding isi bacaan tersebut dari sumber-sumber lain dengan topik yang sama, baik yang berbahasa sama ataupun berbeda. Semakin banyak sumber-sumber lainnya yang kita baca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan. Termasuk informasi-informasi dengan sudut pandang yang berbeda.Mengkritisi dan menganalisis sebuah bacaan juga dapat membuat kita tidak mudah menjadi korban berita bohong atau hoax. Ketika kita membaca sebuah bacaan dengan isi yang tidak biasa, aneh, bahkan kontroversial, kita bisa mengecek kebenarannya dengan mencari sumber utama bacaan tersebut. Dari sanalah kita dapat mengetahui benar tidaknya informasi yang terdapat di dalamnya.
Salah satu contohnya adalah ketika ada beberapa media menampilkan fenomena aneh yang terjadi di luar negeri. Ketika ditelusuri ternyata media-media tersebut hanya mengutip atau memberitakan kembali sumber-sumber berita asli dengan isi yang tidak lengkap dan pemahaman bahasa yang berbeda. Sehingga sesuatu yang sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah berubah menjadi informasi yang terkesan tidak masuk akal.
Contoh lainnya seperti yang pernah terjadi pada tahun 2016. Pada saat itu di beberapa media online yang juga dibagikan kembali oleh beberapa pengguna media sosial, muncul sebuah artikel berita tentang Kurikulum tahun 2013 yang menarik dan cukup mengejutkan. Hal tersebut dikarenakan baik pada judul maupun isi beritanya sangat bertolak belakang dengan kondisi saat itu. Ternyata apabila kita cermat dan mau membacanya sampai tuntas, akan diketahui bahwa berita tersebut sebenarnya berasal dari artikel pada tahun 2015 yang dimunculkan kembali tanpa ada keterangan.
Apabila kita tidak cermat dan tuntas membaca informasi tersebut, tentu saja akan membingungkan dan dapat membuat kesalahpahaman. Seorang pembaca yang kritis selain akan mendapatkan informasi yang lebih banyak dari sebuah bacaan, ia juga akan bisa terhindar dari kesalahan dalam menangkap informasi ketika membaca.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus bangeeeet. Oh ya, kenapa fontnya tebal semua ya?
kerenn mantap buu...
Siap Bu Rosmawati. Menjadi kritis terhadap bacaan kita.
Setelah coba diutak-atik bisa juga saya ubah bentuk hurufnya
Setelah coba diutak-atik bisa juga saya ubah bentuk hurufnya
Terima kasih, salam kenal Pak, Bu, saya masih newbie di blog ini, mohon bimbingannya.