Irfan Safi'i Ritonga

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rajutan Benang Kesabaran untuk Si Buah Hati

Anak adalah dambaan setiap pasangan manusia setelah menikah. Tentu saja anak yang diinginkan adalah anak yang berakhlak mulia, soleh dan sholehah. Ada juga sebagian berharap memiliki anak yang cerdas lagi berilmu baik dibidang agama atau bidang ilmu terapan lain.

Allah sudah menyampaikan dalam Alquran bahwa anak selain sebagai berkah juga sebagai cobaan dan ujian. Mengapa Allah katakan demikian? Kita tahu anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, selama kita besarkan dari waktu ke waktu adalah tidak lepas dari ujian kesabaran kedua orang tuanya. Ketidaktahuan anak akan mana yang baik dan mana yang salah adalah tugas orang tua dalam membinanya.

Kesabaran dalam membimbing anak yang dimaksudkan disini bukannya kita membiarkan atau selalu memaklumi segala kesalahan yang dia lakukan. Sabar disini adalah kita sebagai orang tua tak boleh bosan selalu mengingatkan, membimbing dan menegaskan mana jalan yang boleh ditempuh dan mana jalan yang tidak boleh ditempuh.

Terkadang dalam membimbing ananda kita dia akan melakukan hal-hal yang menguji kesabaran kita menyulut amarah. Seperti membangkang, tidak mengikuti nasehat yang kita sampaikan bahkan melakukan apa yang kita larang. Disinilah ujian kesabaran kita ditaruhkan.

Tegas itu pasti dan harga mati dalam menegakkan peraturan kepada anak kita. Seperti Allah mendidik kita manusia, tegas dengan menerapkan hukuman bagi yang melanggar yaitu dosa dan neraka, dan memberi reward kepada yang berbuat kebajikan berupa pahala surga dan balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah.

Tapi apakah Allah tidak punya maaf bagi kita yang berbuat kesalahan? Allah membuka seluas-luasnya pintu maaf bagi hambanya yang sadar akan kesalahan dan mau bertaubat. Demikian juga hendaknya kita sebagai orang tua kepada anak kita. Atau guru kepada anak muridnya. Beri dia pengertian beri hukuman yang sesuai dan bila dia merasa bersalah dan mau kembalinkejalan yang benar maka, maafkanlah dan rangkul dia. Jangan sampai amarah dan sumpah serapah kita menjadi bumerang keburukan atau keterpurukan ananda kita buah hati tercinta. Mari kita sebagai orang tua, guru atau pendidik pupuk kesabaran untuk membentuk anak-anak kita menjadi manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sabar dlm mendidik... sukses selalu

23 Jan
Balas

Sama2 pak semoga kita dapat mendidik anak anak kita dengan baik

24 Jan

Keren ulasannya. Salam literasi.

23 Jan
Balas

Salam jugabu

24 Jan
Balas



search

New Post