Satria Bungo Rantau, eps. 13(24)
Kebetulan dapat ijin berlibur, rehat sejenak setelah sebulan pendidikan. Aku mengirim pesan singkat ke Sindy untuk bisa ketemuan di Monas. Mumpung Sindy ada di Jakarta. Sindy membalas pesanku dan bersedia tentu dengan tanda tanya besar. Kenapa aku bisa tahu bahwa Sindy ada di Jakarta.
Segudang pertanyaan pun akan di lontarkan Sindy ke padaku. Apa yang membawa aku bisa ada di Jakarta. Karena memang aku tidak pernah mengabari kalau aku lulus Akademi Kepolisian.
Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, selepas sholat aku berangkat menuju Monas bersama teman yang juga sedang ada ijin berlibur. Melepas penat, untuk mendapatkan refresing setiap akhir bulan. Mencari udara segar tanpa boleh menanggalkan seragam.
Sudah 30 menit berlalu, mataku nanar menyapu setiap sudut Monas . Tapi sosok Sindy belum juga aku temukan. Terik cuaca Jakarta membuat keringat mengalir deras di seragamku yang super ketat. Sambil menyeruput minuman kaleng yang tadi sempat di beli akhirnya aku putuskan berkeliling. Barangkali Sindy pun lagi mencari. Tapi tetap tidak ada.
Monas dengan puncak yang megah seakan menertawai ku. Bermandi peluh menunggu kekasih pujaan hati, yang tak kunjung datang.
Katanya Sindy akan datang bersama teman perempuannya, tapi sedari tadi tak seorangpun yang mirip dengan Sindy. Waktuku hampir habis dan saatnya aku harus kembali.
Sabtu yang ceria tapi tak seceria hati ku yang gagal bertemu dengan Sindy. Melangkah gontai balik ke asrama. Membungkus rindu untuk bertemu yang belum sempat terwujudkan. Ponsel Sindy tidak aktif barangkali habis batrai atau hilang sinyal.
“Satria dimana? Ini Sindy udah di Monas” pesan singkat dari Sindy aku terima setelah sampai di Asrama. Berarti kami selisih jalan, dan ternyata Sindy betul-betul datang bersama teman perempuannya.
“Besok minggu biar Sindy yang ke situ” ujar Sindy membayar rasa bersalahnya karena terlambat datang sehingga aku menunggu cukup lama.
Ku iyakan saja, toh dia datang bersama teman perempuannya juga. Ga ada yang salah dan aneh.
Melihat seragam yang kukenakan Sindy mengucapkan selamat karena baru tahu kalau aku lulus di terima sebagai mahasiswa di Akpol. Ternyata kedatangan Sindy ke Jakarta pun karena lagi mengikuti pendidikan sebagai Jaksa.
Hangat pertemuan kami, seperti reuni dalam bingkai rasa cinta diantara bunga-bunga yang mulai bersemi. Ada rasa dekat dan rasa saling memberi perhatian setelah pertemuan itu.
Hari selanjutnya kalau dapat ijin berlibur setiap sabtu dan minggu kami pasti bertemu. Dari kedekatan itu tumbuhlah rasa cinta.
Setelah selesai pendidikan jaksa Sindy ditempatkan di Kepulauan daerah Sumatera. Penempatan kedua setelah lulus kejaksaan. Hal itu tidak mengurangi kedekatan kami. Walau hanya dengan pesan singkat kami terus saling memberi kabar.
Hari raya adalah moment yang aku tunggu, minta ijin berlibur di suasana itu. Berkumpul dengan keluarga setelah 2 tahun menjalani pendidikan.
Tangis haru Amak pecah kala pintu itu ku ketuk. Beliau tidak menyangka aku bisa pulang bersilaturrahmi di haru yang fitri.
Amak memeluk tubuh ku yang hitam legam, kepala botak dan sedikit kurus. Bulir bening mengalir di sudut matanya. Berkilauan seiring rasa haru bercampur bangga melihat balutan seragam yang aku kenakan.
Meskipun pendidikan masih separo jalan tapi pencapaian sampai detik ini sudah membuat Amak sangat bangga. Ku bimbing beliau menuju Masjid desa kami untuk melaksanakan sholat hari raya.
Waktu ku tidak banyak dan mengharuskan untuk kembali menyelesaikan pendidikan. Aku sempatkan bersilaturahmi dengan paman di Padang.
“Wah, Satria keren sekarang ya” teriak Rania.
“Rania juga, sekarang dinas dimana ?
“ Pengadilan Tinggi Padang “ dengan antusias Rania bercerita pengalamannya.
Ternyata sampai sekarang Rania belum menikah. Masih menikmati masa dinas. Setelah perjodohan waktu itu dia belum berkeinginan untuk menikah dan etek pun belum menemukan yang cocok untuk Rania.
bersambung...
Pekanbaru, 24-01-2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
salam literasi, sukses selalu dgn karya2nya....