Mak Zaman Now Vs Mak Tempo Doeloe (25)
Siang itu setelah sibuk mengerjakan pekerjaan perumahan dan perdapuran ku putuskan untuk rehan sejenak. Mengambil ponsel Yang tergeletak di meja. Kupencet tombol bertuliskan nama Amak. Ingin curhat atau hanya ingin mendengar nasehat beliau.
“Mak... gimana cara mak dulu ngasuh kami yang sepuluh ini, kok aku satu anak aja repot nya kedengaran sampai Benua Eropa dan melintasi Samudera Hindia ” tanya Rantiah sewaktu menelpon ibunya.
“Ikhlas Nak...” suara Emak begitu yakin kalau ikhlas adalah kuncinya.
“Sudah Mak, tetap aja hati ini masih ngedumel” aku ngeles meyakinkan Emak kalau kondisiku membesarkan dan mendidik anak lebih rumit dari yang Emak rasa dahulu.
“Itu tandanya masih belum, berusahalah terus dan suatu saat nanti kamu pasti akan berkata Oo seperti ini ya yang di katakan orang ikhlas itu“ Amak menyambung lagi ceramah beliau seperti pesan-pesan yang sering ku dengar di youtube.
Tapi karena Emak yang menyampaikannya jadi sedikit berbeda. Walau bagaimanapun emak pernah di situasi sulit, pernah mengalami mengasuh dan mendidik anak. Tidak hanya satu dua orang tapi 10 orang dalam rentang usia yang sangat dekat.
Toh, semua jadi orang. Alhamdulillah tidak ada yang hanyut di bawa arus sungai, di larikan hewan liar ke hutan. Tidak ada yang patah dan luka-luka.
“Kekhawatiran mu dalam mengasuh anak terlalu berlebihan, yang akhirnya membuatmu lelah sendiri” suara amak agak tegas.
“Dahulu kalian pergi pulang sekolah berkilo-kilo dengan jalan kaki Mak tidak cemas. Pergi pulang mengaji ke musholla di malam hari mak tidak khawatir. Dan kalian pun tidak apa-apa”
“Beda Mak, jaman dulu dengan sekarang” aku mulai membandingkan.
“Bedanya dimana? dahulu maling anak ada, binatang buas pun ada juga”
“Iya mak...” sambil membenarkan perkataan Emak.
Walau sekarang Emak tidak menyadari bahwa lelah dan letih mengasuh dan mendidik anak di jaman sekarang karena Emak-emak sekarang banyak kerja. Kalau ngasuh anak sambil lihat ponsel, sambil update status dan sambil nonton live.
“Mengasuh 1,2,sampai 3 anak membuat Ibu-ibu zaman ini lebih sering mengunjungi psikiater karena ketegangan otot syaraf di kepala, lebih sering pusing , anemia terkadang insomnia. Sering nyeri dan ngilu di pundak. Padahal tidak pernah kerja berat dan memikul kayu di pundak dan kepala kayak Amak zaman dulu.
“Iya ya, Emak-emak sekarang sering bergadang sehingga anak sering terabaikan. Tanggung jawab terlalaikan” pikir ku mulai membandingkan- bandingkan lagi situasi jaman dulu dengan jaman sekarang.
“Rantiah dulu mak bedong dan tidur di ayunan sampai siang, mak tinggal pergi ke sawah dan ke ladang selama 1/2 hari. Uda dan uni Rantiah main, indak ado Amak suruh jago doh. Karano itu lebih aman. Amak pulang hanya untuk menyusukan dan mengasih makan dan itu sampai kalian usia 2 tahun” emak mengenang waktu dulu mengasuh kami.
“Anak-anak kalian main di jalan depan rumah kalian risaukan. Bawa makan dan ngasih makanan sepanjang jalan. Tidak begitu juga karena mak rasa itu terlalu berlebihan. Dan kalian pun ikut jaga anak, ikut nyuci baju anak. Sementara kami melakukan pekerjaan itu sendiri. Dan kami masih sanggup kerja di ladang dan sawah sampai sore. Sekarang kalian sikit-sikit ngeluh, heran Amak” mulai nampak rasa marah Amak.
“Iya Mak” sahutku mendengar kan nasehat Amak.
“Tak ada yang melawan seperti saat ini. Lagian kalian semua jadi orang. Tapi sekarang kita menyaksikan banyak anak melawan orang tua, banyak anak yang kurang aja. Lebih memilih dunia sendiri-sendiri dan tidak peka dengan lingkungan sekitar” Emak menyudahi nasehatnya.
“Jadi, kami harus gimana mak” bertanya dalam kebimbangan tingkat tinggi.
“Ikhlas dan sabar, itu intinya. Godaan kita dalam mendidik anak sama cuma bentuknya aja yang berbeda dan sekarang seringkali di lebih-lebih kan biar terlihat dramatis seperti film Korea. Jangan pula gara-gara ngasuh anak, kalian tidak sempat makan, tidak sempat ngaji apalagi mandi” ledekan amak membuat aku tertawa.
Akhirnya kami putuskan untuk menyudahi pembicaraan karena batrai ponselku sudah mulai habis.
Ku tutup ponsel dengan berucap salam pada emak. Emak yang selalu punya banyak nasehat untukku.
“Assalammualaikum Mak”
“Waalaikumsalam ..” jawab amak di ujung ponsel. Ooo
Pekanbaru, 25-01-2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar