Iqbal

Penulis bernama Iqbal, berdomisili di Langsa, Aceh. Pegiat literasi dan Guru MAN 1 Aceh Timur, Aceh. Motto: Tebar kebaikan dengan menulis. E-mail: poenyalo...

Selengkapnya
Navigasi Web

PEMBELAJARAN TATAP MUKA

Dunia pendidikan Indonesia semakin dinamis, dengan kembali dibukanya proses pembelajaran secara tatap muka. Dibberapa daerah yang berstatus zona hijau telah duluan membuka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Untuk daerah berstatus zona kuning, kegiatan belajar secara tatap muka merujuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yaitu menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama, menteri kesehatan, dan menteri dalam negeri. Pemerintah tidak serta merta membuka sekolah tatap muka yang mewajibkan seluruh siswa untuk hadir dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dimana keputusan membuka sekolah tatap muka dan boleh tidaknya siswa hadir ke sekolah tetap tergantung kepada orangtua dan komite dan pihak sekolah, seberapa siapkah kita membuka kegiatan belajar secara tatap muka di sekolah?

Standar kesehatan dalam pembelajaran tatap muka nantinya berpedoman kepada protokol kesehatan. Menjaga jarak dan jumlah siswa di dalam kelas tidak lebih dari 50%, sekolah wajib menerapkan sistem rotasi atau shif, disamping itu saat jam pelajaran berakhir seluruh siswa wajib segera pulang, serta kegiatan ekstrakurikuler ditiadakan agar tidak terjadi kerumunan. Disamping itu juga aakan dilakukan rapid test dan swab (tes usap) untuk guru dan siswa sebelum kegiatan pembelajaran tatap muka dimulai, hal ini untuk memastikan bahwa seluruh guru & siswa bebas Covid.

Dinamika belajar jarak jauh selama ini mendapat kritikan dari sebagian elemen publik, mereka menilai tidak efektifnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring, mengingat ada siswa yang tidak memiliki gawai, jaringan internet yang terbatas, penyediaan kuota, dan infrastruktur lainnya yang tidak tersedia, sementara dari sisi siswanya terlalu cepat jenuh dah tertekannya psikis siswa selama PJJ.

Realitas lainnya, ada sebagian guru yang hanya memberikan tugas selama PJJ. Seyogyanya, pembelajaran jarak jauh bukanlah berkutat pada tugas saja tetapi guru lebih kreatif dengan memberikan wejangan dan pembelajaran melalui video conference, sesekali guru perlu menyajikan materi dalam bentuk video pembelajaran untuk menghilangkan kejenuhan pikiran siswa. Semua itu dilakukan agar guru dapat menghindari tekanan psikis siswa. Jika siswa senang belajar maka pembelajaran akan berlangsung baik. Begitupun seorang guru yang mengajar dengan senang maka belajar pun akan senang.

Guru dapat menerapkan model pembelajaran 'blended learning' dimana guru dan siswa lebih banyak berdiskusi, adanya proyek untuk menyelidiki atau mengulas suatu hal, dan juga guru hendaknya berkolaborasi dengan siswa di ruang tatap muka terbatas, terbatas dengan jumlah siswa dan berlaku sistem rotasi (shif). Karena jika melulu daring siswa akan bosan. Untuk melepas kebosanan guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara tatap muka (luring), karena saat saat bersama di kelas adalah saat yang dirindukan. Bertemu kembali dengan teman-teman sebangku sekolah dalam kegiatan belajar mengajar menjadi momen membahagiakan, dengan tetap mematuhi prokes Covid-19.

Kita patut bersyukur pemerintah dalam hal ini Kemendikbud cepat melakukan langkah- langka strategis dalam upaya menjaga agar pendidikan tetap berlangsung di tengah pandemi, dengan merampingkan kurikulum khusus pandemi. Hal ini membuat guru dan siswa lebih sedikit ringan untuk mengikut kegiatan belajar mengajar. Belum lagi masalah kurikulum, kini muncul masalah baru tidak efektifnya PJJ.

Sebisa mungkin pembelajaran tetap berlangsung dengan segala keterbatasan dan kondisi yang tak pasti. Anak didik butuh asupan pengetahuan, maka dibutuhkan kerjasama pihak sekolah (madrasah), guru, dan orangtua siswa. Dengan kerjasama, semua kekurangan pembelajaran di era pandemi bisa teratasi. Semoga kondisi pendidikan kita kembali pulih seperti sedia kala.

Saatnya pembelajaran tatap muka, guru terus berpacu dengan waktu supaya siswa dapat kembali belajar di ruang kelas sekolah. Semua itu sebagai bagian ikhtiar semua pihak untuk menjaga keberlangsungan pendidikan Indonesia di tengah pandemi. Semoga, tidak mengurangi kualitas pembelajaran setelah hampir 9 bulan kita diterpa situasi tak menentu. Kita juga berharap agar pandemi ini cepat berlalu, kehidupan pendidikan pun kembali sehat, pembelajaran pun kembali menggairahkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post