IKHLAS
#Tantangan harike42
#Tantangangurusiana
#Pentigraf
Dering hand phone membuatku tersentak dan terjaga dari tidurku. Jam dinding menunjukkan angka tiga kurang sepuluh. Kuraih hand phoneku, ternyata Bang said suamiku. Ada apa menelponku maalam-malam begini, bukankah aku sudah wanti-wanti agar bang Said tidak membawa silvi padaku saat persalinan. Atas paksaan bang said dan ibunya aku membantu persalinan Silvi yang sungguh beresiko, bayinya sudah dipintu keluar,. perjalanan kerumah sakit butuh waktu satu jam.
Tak ada jalan lain, aku yang harus bertindak, Keringat dingin membanjiri sekujur tubuhku. Belum pernah aku nervest begini dalam membantu persalinan sesulit apapun. Oh my God , Tolonglah aku . istighfar, tahlil, tahmid, zikir yang tak lepas dihatiku menenangkan hatiku perlahan. Aku tak takut bang Said dan ibu menyalahkanku jika aku gagal, yang kutakutkan hanya prasangka orang.
Alhamdulillah bayi kembar perempuan lahir dengan selamat, plasentanya sudah berhasil kukeluarkan. Tapi Silvi mengalami pendarahan hebat, kuminta bang said dan ibu segera membawa silvi ke Rumah Sakit. Tapi.... bagai dihantam palu gadang dadaku saat mendengar berita silvi menghembuskan nafas terakhir setelah lima jam dirawat dirumah sakit. Demi Allah, meski silvi maduku, aku tak pernah menginginkan ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar