BENDAHARA OH BENDAHARA

Rutinitas seorang bendahara adalah berkutat dengan angka-angka. Terkadang laporan yang menumpuk dan diburu-buru bisa membuat senewen, katanya. Belum lagi aplikasi yang membuat sang bendahara harus bisa mengutak atik anggaran sehingga bisa muncul angka manis, semanis ibu jari yang memainkan kursor pada laptop yang menua, hi hi. Eh, tapi angka itu bukan angka ajaib ya?

Sudah pastilah angka didapat dari hasil rapat dewan guru. Bahkan jauh sebelum input data bendahara sudah diwarning untuk mulai menata anggaran. Biasanya pada triwulan empat tahun anggaran, sudah dimulai dengan pengajuan anggaran tahun berikutnya. Nanti baru ada revisi dan revisi anggaran sampai fix anggaran disetujui dinas dan bisa dicairkan. Prosesnya panjang, sepanjang cintaku padamu, ea.

Majunya teknologi bawa dampak juga lo bagi para pejuang angka, upst! Hampir setiap tahun aplikasi berganti tentu dengan maksud untuk laporan lebih baik lagi, paham kan? Lanjut, . . saat input data, e e e ternyata ada saja yang tak senada, anggaran yang tertata rapi bisa berubah karena ada kebijakan baru atau kegiatan baru yang mengharu biru dan ternyata dalam aplikasi nggak bisa masuk datanya, heeemm, bikin gaduh kalau begini. Senyumin aja biar awet muda ya?

Oke, tenang saja, semua pasti teratasi, lebih tepatnya bisa dicarikan solusi. So, duduk manis sambil minum kopi, huuuumm, sruputan pertama akan menghasilkan ide cemerlang untuk mampu menambah, mengurang, membagi, dan mengalikan angka yang lumayan njlimet. Sruputan kedua akan mampu memindah dan meletakkan anggaran dengan sangat cantik sesuai tempat yang tepat, dan sruputan ketiga berhasil meng-enol-kan anggaran. Wekwekwek jadilah anggaran yang keren menewen anti korupsi dan anti suap. Dan, . . mengutak atik anggaran ternyata mampu menjadi jurus jitu menurunkan berat badan. Yuhuuuuiiii, berat badanku turun!