Tantangan Menulis Hari ke 182

#TantanganGurusiana#

"Ma... Fara sakit apa?" tanya Mutiara.

"Demam tinggi,... tadi adek panas sekali," jawab Nina menerangkan, sambil membolak- balik kain yang menempel di dahi Fara.

Mutiara masih memperhatikan adik kecilnya itu. Sementara Dwina tertidur di kasur kecilnya. Nina menata kamar 4 x 4 meter itu serapi mungkin, agar tak terasa sempit. Syukurnya tetap terucap, walaupun kondisi sangat sulit sekali. "Pikiranku harus lapang," gumamnya.

Langit terang mulai memudar. Matahari mulai bergeser ke ufuk Barat. Bayangan hitam juga bergelantungan. Sesekali terdengar gemuruh di belahan sana. Mau hujan barangkali. "Duuh... kok perih sekali," rintih Nina menekan sisi kiri perutnya. "Pantesan... belum diisi," gumam Nina lagi.

"Mutiara bisakan jagain Fara, mama mau makan," pintanya sama gadis kecilnya itu.

"Ya Ma bisa, Mama belum makan?" Fara memandang wajah mamanya menahan sakit.

"Belum...mama lupa makan, dari tadi siang cemas lihatin Fara," terang Nina pada anaknya itu.

Nina menaruh nasi dipiringnya, dilengkapi sedikit rendang dan gulai jengkol semalam. Makan tak ada lagi enaknya kalau melihat anak sakit. Tenggorokan serasa ada yang menghalangi.

"Ma... aa," panggil Mutiara sambil membuka mulutnya. Tangan Ninapun beralih kemulut anaknya yang minta makan. "Tiara lapar?" tanya Nina melihat anaknya meminta disuapin.

"Tadi mau makan, tapi mama udah manggil Ayah... Tiara nggak jadi deh makan, ayah juga..." jelas Mutiara pada ibunya.