INDRA YENITA, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Part 9

Tantangan Menulis Hari ke 179

#TantanganGurusiana#

"Sayang.... jangan dibawa sedih terus, besok selesai sholat Id, kita jenguk pusara ayah dan ibu," bujuk Heri pada istrinya. "Ayo kita ikut keliling sambil melihat ramainya perantau yang pulang kampung," Heri menggandeng tangan Nina dan merangkul jedua putrinya. Fara masih dalam gendongan Nina. Ketiga bocah itu belum mengerti pahit dan manisnya kehidupan. Mutiara dan Dwina hanya tahu, kalau besok lebaran pakai pakaian baru. Serba baru.

****

"Bang... Bang Heri...cepat pulang...," jerit Nina memanggil suaminya melalui gawainya. Heri bersama Mutiara dan Dwina bertandang kerumah ibunya, sementara Nina dan Fara tinggal berdua. Pilihan Nina tak ikut, karena tubuhnya serasa capek sekali, setelah mempersiapkan dan melayani tamu- tamu yang datang silih berganti di hari lebaran kemaren.

"Yakin nggak ikut?" tanya Heri melihat Nina masih sibuk dengan bersih- bersih di ruang tengah.

"Iya Bang, nggak... capek, lagian Fara juga nggak enak badan kayaknya," balas Nina sambil melepas suaminya depan pintu.

Nina akhirnya tertidur berdua sama Fara. Namun seolah dalam mimpi, melihat Fara tegang dan tak bersuara lagi. Nina betul - betul panik. Ia segera membuka seluruh pakaian bayinya yang masih berusia 14 bulan itu dan tanpa banyak bicara ia mandikan dengan air minum kebetulan satu teko penuh ada dekatnya. Tengah hari bolong, tak ada siapa- siapa dekatnya, setelah menelpon Heri ia melarikan Fara kerumah Bidan yang tak berapa jauh dati rumahnya.

"Nina... suhu tubuh Fara 39 °C, untuk matanya nggak juling. Panasnya terlalu tinggi," terang Bu Erna.

Nina terdiam, betul- betul nggak tahu harus ngomong apa. "Pakai aja kain Ibu dulu, kasihan Fara tak berbaju sehelai benangpun," ungkap Bu Erna sambil menyerahkan obat turun panas untuk Fara.

"Iya Bu, tadi Aku betul- betul panik, jangan kan mau pakaikan baju untuk Fara, pakai sendal aja nggak, juga nggak bawa uang Bu," terang Nina lagi.

"Nggak apa- apa, ayolah urus Fara dulu, minumkan obatnya dan kasih istirahat dulu," pesan Bu Erna lagi.

Sementara Heri dan anak- anaknya tanpa pikir panjang, langsung pulang menuju rumahnya. Nina yak menjelaskan permadalahan yang terjadi, hanya memanggil sambil menangis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post